Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI: Perjuangkan Cita-cita Kartini, Contohlah Ibu Megawati

Kompas.com - 21/04/2015, 10:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai masih banyak kaum perempuan Indonesia yang alergi terhadap politik. Padahal, kata Djarot, dunia politik merupakan wadah yang tepat bagi perempuan untuk terus memperjuangkan dan meneruskan semangat emansipasi yang dicita-citakan Raden Ajeng Kartini beberapa dekade silam.

Djarot kemudian mengambil contoh tentang Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri, yang menurut dia merupakan salah satu perempuan Indonesia yang telah sukses memperjuangkan cita-cita Kartini.

"(Meneruskan cita-cita Kartini) harusnya kayak Bu Mega. Sekarang banyak sekali perempuan yang alergi terhadap kegiatan-kegiatan politik. Jadi pemimpin dong, masuk partai politik, aktif di organisasi, tidak hanya menjadi "konco wingking" (teman pelengkap yang posisinya di belakang laki-laki)," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Selain mengambil contoh tentang Megawati, Djarot juga berharap perempuan-perempuan Indonesia dapat menyontoh perempuan-perempuan yang sukses menjadi kepala negara atau kepala pemerintahan di negara-negara lainnya. Salah satunya adalah Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, yang beberapa hari lalu sempat berkunjung ke Indonesia.

"Sekarang di dunia ini kan banyak sekali PM dan kepala negara yang perempuan. Kemarin saya diskusi dengan PM Norwegia itu perempuan. Ini seharusnya kebangkitan bagi kaum perempuan," tutur politisi PDI Perjuangan.

Pada akhir penjelasannya, Djarot mengucapkan Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia. Namun, ia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak akan mengadakan acara khusus untuk hari yang diperingati setiap tanggal 21 April itu.

"Selamat Hari Kartini. Kami tidak ada acara khusus. Yang penting adalah semangat api perjuangannya, bukan hanya sekedar seremonial," ujar mantan Wali Kota Blitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com