Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Buruh Tabrakan Beruntun, Empat Orang Dibawa ke RS

Kompas.com - 01/05/2015, 14:07 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat bus berukuran besar yang mengangkut ratusan buruh mengalami tabrakan beruntun di Kilometer 6, Pancoran, ruas tol dalam kota menuju Semanggi. Empat orang dibawa ke rumah sakit terdekat karena mengalami luka ringan.

"Benar, kejadian sekitar pukul 09.00 WIB, ada korban luka yang dibawa ke RS UKI," kata Brigadir Gerry, petugas TMC Polda Metro, ketika dihubungi, Jumat (1/5/2015).

Secara terpisah, Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan AKBP Sutimin menjelaskan kronologi terjadinya insiden tersebut.

Peristiwa itu bermula saat iring-iringan bus buruh datang dari arah Senayan menuju Cawang. Ketika memasuki tol Cawang-Grogol, tepatnya Kilometer 6+200 arah barat, tepat di depan kantor Berita Satu, salah satu bus rombongan itu tertabrak oleh bus Hiba jurusan Kampung Rambutan-Cawang. Saat itu, bus Hiba bernopol B 7793 IW yang disopiri Suryana menabrak bus Hiba bernopol B 7375 TDA yang berada di depannya yang dikemudikan Junaidi.

Karena kaget dengan tabrakan yang terjadi antara Suryana dan Junaidi, secara beruntun, tiga sopir dari kendaraan yang berada di belakangnya pun ikut bertabrakkan. Kendaraan itu terdiri dari bus Hiba bernopol B 7585 IA yang dikemudikan Kurniadi, bus Arimbi bernopol A 7615 F yang dikemudikan Ade Irawanda, dan Isuzu Elf pelat nomor D 7917 AM yang dikemudikan Yudi.

Akibatnya, Ade Irawanda (37) dan kernetnya, Ahmad Payumi (46), mengalami luka ringan karena terlempar imbas tabrakan beruntun tersebut. Selain mereka, luka ringan juga dialami dua penumpang bus lainnya, Sirwanto (25) dan Maria Leoni (19).

"Sopir dan kernet bus terluka. Waktu tabrakan, kernetnya sampai mental. Selain sopir dan kernet, dua korban lainnya juga mengalami luka ringan akibat pecahan kaca bus yang tertabrak dari belakang. Keempatnya sudah dilarikan ke RS UKI Cawang untuk mendapat pengobatan," ucap Sutimin.

Saat ini, tambah Timin, kelima kendaraan bus itu pun sudah dibawa untuk menghindari terjadinya kemacetan di jalan tol dalam kota. Insiden ini ditangani oleh Lakalantas Unit II Ditlantas Polda Metro Jaya Subdit Bin Gakkum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com