Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Keras di Balik Tewasnya Pelaku Penyanderaan Bocah di Cilincing

Kompas.com - 23/05/2015, 09:56 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Impitan ekonomi membuat Aji Saputra (25), warga RT 05 RW 07, Kali Baru Barat IV, Cilincing, Jakarta Utara, kerap bekerja serabutan, mulai dari buruh harian, nelayan, hingga pengamen.

Dengan penghasilan yang tak menentu, tersangka kerap emosi dan memarahi istrinya, Darwati (21). Saat tidak melaut, lelaki kelahiran Indramayu, Jawa Barat, itu mengamen di berbagai tempat di Jakarta. Namun, karena masih pemula, Aji tidak terlalu memperhatikan lokasi mengamen yang dijalaninya sehingga ia sempat dikeroyok karena mengamen di lokasi yang sudah ditempati orang lain.

"Jadi, saat pulang ke rumah, pelaku sudah dalam keadaan babak belur. Cerita istrinya, pelaku dikeroyok karena salah masuk wilayah mengamen orang lain," tutur ketua RW 07,  Caharuddin, Sabtu (23/5/2015).

Malam sebelumnya, kata Caharuddin, saat tersangka sedang mengamen, rumah kontrakannya didatangi seseorang untuk menagih utang. Dari keterangan istri tersangka, Wati, tersangka diketahui memiliki utang sebesar Rp 2 juta dari orang tersebut. Uang tersebut diketahui untuk kebutuhan sehari-hari istri dan anak tersangka jika ia pergi melaut. Namun, kepada istrinya, tersangka mengaku jika uang tersebut sudah dihabiskan untuk foya-foya.

"Nah, gara-gara itu mereka bertengkar. Sampai didengar tetangga. Pelaku merasa malu dan mengajak istrinya untuk kabur ke Brebes. Tapi istrinya tidak mau sehingga anak mereka disandera. Lalu, istrinya kabur ke rumah orang tuanya yang tidak jauh dari sana," papar Caharuddin.

Setelah itu, ketua RT setempat, Anwar, sempat menengahi keduanya hingga akhirnya dapat didamaikan. Namun, saat pagi harinya, tersangka kembali berulah dengan melarang istrinya untuk menyusui anaknya. Lalu, istrinya mengadu ke kakaknya, Mulyani (32), yang tinggal tidak jauh dari rumah kontrakannya.

Mulyani pun datang bersama suaminya, Soleh Raharjo (35), untuk menasihati tersangka. Namun, bukannya menerima nasihat dari kakak iparnya, tersangka malah emosi dan lari ke dapur untuk mengambil pisau. Tanpa banyak basa-basi, tersangka menghunuskan pisau tersebut ke arah Soleh.

"Pisau tersebut sempat mengenai pinggang kiri Soleh. Tapi, ketika Soleh hendak mengambil balok untuk menghantam pelaku, istri malah jadi sasaran penusukan berikutnya," lanjut Caharudin.

Mulyani tidak sempat mengelak sehingga pisau yang dihunuskan tersangka tepat mengenai dada kirinya. Dengan tubuh bersimbah darah, Mulyani sempat berlari 10 meter sebelum terempas ke tanah.  Seorang tetangga yang melihat kejadian tersebut ikut kaget karena Mulyani berlari sambil memegang dadanya sebelum terjatuh di depan salah satu rumah warga lainnya. 

"Si Soleh sempat memapah Mulyani saat bersimbah darah di tanah," ungkap seorang tetangga, Casining.

Setelah itu, tersangka panik dan menyandera anak tetangganya, Almas Khairul Basyar (4) alias Rafa. Selama disandera, korban juga dianiaya dengan cara menyayat kedua lututnya dengan pisau. Tersangka akhirnya terpaksa ditembak mati karena berupaya melawan petugas, meski sudah diberi tembakan peringatan dan dilumpuhkan.

Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Asep Adi Saputra mengatakan, saat proses penangkapan, anggotanya melakukan penembakan karena saat proses negosiasi tersangka justru malah berusaha kabur setelah melukai sandera.

"Kami berikan tembakan peringatan terlebih dahulu sebanyak tiga kali ke arah udara, setelah itu anggota menembak ke arah dada pelaku, namun tembakan itu tidak membuat pelaku tewas," ujar Asep.

Ketika dibawa ke rumah sakit untuk diobati, pelaku justru melawan dan berusaha melarikan diri saat ada di dalam mobil tahanan.

"Langsung anggota menembak kembali hingga akhirnya pelaku tewas dan langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk penyelidikan lebih lanjut," ungkap Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Sapi yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Sapi yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com