Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Perampok Bermodus Layanan Seks Pasangan Sejenis

Kompas.com - 22/06/2015, 20:25 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi jahat MM yang merampok terhadap pasangan sejenisnya berakhir di kantor polisi. Di Mapolsek Jatinegara, tersangka MM, yang dibantu oleh ED, mengaku baru merampok untuk yang pertama kalinya.

MM mengklaim, dia sebenarnya sedang duduk di sekitar Taman Viaduk, Jatinegara, Jakarta Timur, 27 April 2015. Lalu, datang korban, berinisial MA, yang sedang mencari layanan mesum sesama jenis.

"Kata ED, ada yang mau nawarin homo, dijanjiin dibayar Rp 400.000," kata MM, di Mapolsek Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (22/6/2015).

MM melanjutkan, ED kemudian yang menemani MA untuk kencan di hutan taman. Kemudian, setelah dilayani oral seks, MM mengklaim korban tak membayar sesuai yang dijanjikan. ED pun mengadu ke MM.

"Terus saya kejar (MA), saya pukul pakai rantai," ujar MM.

Setelah itu, MM dan ED menguras harta benda korbannya, mulai dari dompet, HP, hingga sepeda motor.

Sementara itu, ED mengaku terpaksa menjadi pelayan sesama jenis karena kebutuhan hidup. "Buat biaya hidup di Jakarta," ujar pria yang mengaku asal Lampung ini.

ED mengaku, dia yang mengambil sepeda motor korban. Ia menjual motor korban seharga Rp 800.000.

Pengakuan kedua tersangka berbeda dengan keterangan polisi. Menurut petugas, korbannya dua orang. Kedua pelaku ditangkap saat kembali "mangkal" di taman yang dikenal tempat mesum pasangan sejenis ini.

Kini, keduanya meringkuk di balik sel Polsek Jatinegara. Keduanya dijerat dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman 9 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com