Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Berpenghasilan Rp 5 Juta Tak Mau Naik Transportasi Umum

Kompas.com - 24/06/2015, 08:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mayoritas pekerja berpenghasilan di atas Rp 5 juta adalah orang-orang yang enggan menggunakan transportasi umum, dan lebih memilih menggunakan mobil pribadi menuju kantornya.

Hal itu diperoleh berdasarkan survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) Universitas Paramadina terhadap para pekerja yang memiliki penghasilan di atas Rp 5 juta. Mereka adalah orang-orang yang berkecimpung di dunia kerja yang berhubungan dengan bidang perbankan ataupun jasa keuangan, jabatan minimal asisten manajer atau sederajat.

"Hasil survei terhadap pekerja di kawasan bisnis Jakarta memperlihatkan 80,4 persen responden menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum 13,6 persen, sedangkan 6 persen tidak menjawab," kata pollster Kedai Kopi, Hendri Satrio, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/6/2015).

Hendri menjelaskan, survei Kedai Kopi dilakukan terhadap 250 responden yang merupakan pekerja kantoran yang tempat kerjanya berlokasi di kawasan segi tiga emas, meliputi Jalan Sudirman, Thamrin, dan Rasuna Said.

Ia mengatakan, sekitar 37,2 persen responden mengatakan, jarak tempuh menuju kantor dari tempat tinggalnya adalah 30-60 menit. Ada juga yang menyatakan 60-90 menit, yang jumlahnya sekitar 34,8 persen responden.

Adapun 12,8 persen responden lainnya mengatakan, jarak tempuh menuju kantor dari tempat tinggalnya adalah di atas 90 menit; 10 persen responden mengatakan kurang dari 30 menit; dan sisanya, 5,2 persen, tidak menjawab.

Selain enggan menggunakan transportasi umum secara rutin, lanjut Hendri, para responden juga tidak mau menggunakan transportasi umum reguler dalam situasi yang membuat mereka tidak bisa menggunakan mobil pribadinya.

Sebab, kata Hendri, 56,4 responden lebih memprioritaskan penggunaan taksi; 14 persen untuk transjakarta; 13,6 persen untuk kereta rel listrik; 6 persen untuk bus kota; 4,8 persen untuk ojek; 0,8 persen untuk bajaj; 0,8 persen untuk sepeda; dan 3,6 persen memilih tidak menjawab.

"Taksi dianggap kendaraan umum paling nyaman ketimbang transportasi massal, seperti transjakarta atau bus kota," ujar dia.

Survei Kedai Kopi dilakukan dalam rangka memperingati HUT Ke-488 DKI Jakarta. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Proses pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 26 Mei–3 Juni 2015 melalui wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner terstruktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com