Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disiapkan Antar Jemput, Keluarga Korban Mandom Pilih Menginap di Rumah Sakit

Kompas.com - 11/07/2015, 11:32 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandom menyiapkan mobil antar jemput bagi keluarga korban yang belum diperkenankan membesuk saudara atau kerabatnya di RSCM, Jakarta Pusat. Namun, beberapa keluarga korban menolak untuk menggunakan fasilitas tersebut.

"Kami enggak butuh antar jemput. Kami cuma butuh kabar saudara kami secepatnya," ujar salah satu kerabat korban, Rosmiati (18), Jumat (10/7/2015).

Penolakan pihak keluarga tersebut cukup beralasan. Pasalnya, sejak para korban  dirawat di RS Hermina, Tambun, hingga dirujuk ke RSCM, pihak keluarga tidak diijinkan untuk membesuk.

"Kalau cuma fasilitas kendaraan, kita juga punya. Sekarang ini yang penting bisa ketemu keluarga kami. Tapi malah dipersulit," sesal keluarga korban lainnya Asriati (45).

Bahkan, keluarga korban lainnya, Imam (60), merasa diusir dengan tawaran antar jemput dari pihak Mandom tersebut. Pasalnya, Imam dan keluarganya jauh-jauh datang dari Cibitung tanpa hasil.

"Kita datang dari jauh lho. Dari Cibitung, naik motor pula. Eh, disuruh pulang lagi. Ngapain? Mending nginep aja sekalian," tutur Imam.

Pihak PT Mandom menyiapkan sarana antar jemput bagi keluarga korban. Hal itu dilakukan lantaran belum ada izin dari pihak RSCM untuk memberikan waktu besuk para korban kebakaran yang dirawat di sana. Ada pun sarana yang disiapkan pihak Mandom antara lain, dua unit bus ELF, satu kijang kapsul dan satu Innova.

"Kita hanya memfasilitasi pihak keluarga agar aksesnya bisa dipermudah. Tapi itu sifatnya opsional," timpal salah satu penanggung jawab dari pihak Mandom, Roni.

Seperti diketahui, kebakaran tersebut diduga akibat kebocoran gas di ruang produksi. Akibatnya, bangunan di ruang produksi hancur total dan lima orang pekerja tewas.

Sementara itu, lebih dari 50 pekerja lainnya mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh dan wajahnya. Saat ini, polisi membuka posko ante mortem di Polres Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com