Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Kebakaran Mandom Padati Ruang Tunggu RSCM Sejak Siang

Kompas.com - 11/07/2015, 05:25 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak biasanya, ruang tunggu di depan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangkusumo terlihat ramai. Puluhan keluarga korban kebakaran Mandom memang memadati ruang tunggu bagian luar yang lebih mirip seperti koridor tersebut. Padahal, tiga jam sudah berlalu sejak waktu besuk terakhir pukul 18.30 WIB.

"Tadi saya sampai sini (RSCM) pukul 18.45 WIB, memang sudah seperti ini. Pas mau besuk, sudah enggak boleh," ucap Harianto (45), Jumat (10/7/2015).

Pantauan Kompas.com, tak hanya di koridor tunggu samping kiri IGD, namun koridor kanopi sebelah kanan pun dipadati keluarga korban. Mulai dari orang tua, suami atau istri, saudara, kerabat, anak, cucu hingga tetangga terlihat berkumpul.

Dua jam berlalu, tepatnya pukul 23.30 WIB, sebagian keluarga korban pun memilih pulang dan berencana kembali lagi esok hari. Namun, tak sedikit juga yang memilih menginap.

Harianto sendiri, mengaku rela menginap demi mendapatkan update terkait kondisi adik iparnya, Yulianti (42). Harianto mengaku sempat mendapat informasi jika Yulianti mengalami luka bakar hingga 75 persen.

"Harus ditunggu. Soalnya saya dapat informasi, Yuli kena luka bakar hingga 75 persen. Makanya mau dipastikan, info itu bener atau enggak?" ujar Harianto.

Beberapa di antara mereka juga ada yang membawa bekal, tikar atau alas duduk, hingga alat tidur, seperti bantal dan selimut. Sehingga aktivitas para keluarga korban, kecuali mandi dan buang air besar, dilakukan di tempat tersebut.

Salah satu keluarga korban lainnya, Sukarto (60), warga asal Duren Sawit, Jakarta Timur itu, menyertakan istri, anak dan cucunya saat membesuk. Namun, Sukarto mengaku tidak sanggup jika harus menginap di lantai RSCM.

"Adik ipar saya, Siti Aisyah (51), belum diketahui kondisinya. Bagaimana mungkin saya bisa tidur?" tutur Sukarto.

Sementara itu, Rosmiati (18), adik dari salah satu korban kebakaran, Wulandari (21), mengaku sudah berada di RSCM sejak siang. Sehingga dirinya memilih pulang bersama kedua orangtuanya.

Sementata itu, pihak Mandom telah menyiagakan dua orang karyawannya untuk memantau langsung dan menyampaikan setiap informasi dari dokter RSCM.

"Ya, nanti kita pasti update. Di sini (tempat parkir pejabat RSCM) juga enggak apa-apa," ujar Toni yang mewakili Mandom, dengan pengeras suara.

Kebakaran di pabrik Mandom tersebut diduga akibat kebocoran gas di ruang produksi. Akibatnya, bangunan di ruang produksi hancur total dan menewaskan lima orang pekerja. Sementara itu, lebih dari 50 pekerja lainnya mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh dan wajahnya. Saat ini, polisi membuka posko ante mortem di Polres Bekasi Kabupaten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com