Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Dituding "Mark Up" Harga Tanah, Ini Penjelasan RS Sumber Waras

Kompas.com - 14/07/2015, 18:26 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah lembaga survei bernama Garuda Institute merilis 12 fakta yang menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melakukan mark up dalam pembelian lahan milik Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat.

Direktur Umum Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara menjelaskan, harga jual lahan yang dibeli Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pada tahun 2014 sudah sesuai dengan nilai jual obyek pajak (NJOP) yang berlaku pada tahun itu.

Abraham justru bingung ketika dikonfirmasi ada indikasi mark up dalam transaksi tersebut.

"Coba kamu lihat di sini, ini NJOP tahun 2014 nilainya per meter persegi Rp 20.755.000. Itu NJOP buat semua tanah punya Sumber Waras, dari depan sampai belakang. Tidak ada tambah satu rupiah pun," kata Abraham kepada Kompas.com, Selasa (14/7/2015).

Menurut Abraham, Pemprov DKI telah membeli lahan mereka seluas 3,64 hektar yang merupakan sebagian dari wilayah RS Sumber Waras. Pembayarannya sudah lunas pada tahun 2014.

Proses pembelian tanah saat itu juga sudah melalui tahapan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang sempat datang ke sana beberapa kali bersama pihak Pemprov DKI.

Sedangkan pada temuan Garuda Institute, Ahok dituding melakukan korupsi lantaran NJOP lahan yang dibeli Pemprov DKI seharusnya Rp 7.440.000 per meter persegi.

Namun, hal itu dibantah oleh Abraham. Sejak semula, penetapan NJOP untuk semua wilayah di RS Sumber Waras, termasuk yang dibeli oleh Pemprov DKI, sudah sesuai keterangan yang tertera setiap kali membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Abraham memperlihatkan skema lahan RS Sumber Waras di atas kertas besar. Dalam skema tersebut, terlihat lahan yang dibeli Pemprov DKI untuk dijadikan rumah sakit kanker merupakan lahan RS Sumber Waras. Sedangkan NJOP Rp 7.440.000 yang disebut Garuda Institute itu adalah untuk rumah-rumah penduduk di belakang RS Sumber Waras.

"Kalau rumah-rumah penduduk, itu Rp 6 juta sampai Rp 7 juta. Kita kan peruntukannya beda, NJOP juga pasti beda," tutur Abraham.

Garuda Institute menuding Ahok telah memelintir sejumlah informasi tentang pembelian lahan milik RS Sumber Waras lewat media massa terkait pembelian lahan milik RS Sumber Waras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com