Pemuda yang akrab disapa Dodo ini mengaku pusing karena tidak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP). Sebab, ia diminta untuk menyerahkan sejumlah berkas, salah satunya KTP, untuk mengurus keringanan biaya kuliah.
Pekan ini, urusan berkas tersebut harus ia selesaikan, atau ia terpaksa membayar jutaan rupiah. Dodo yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen jalanan itu mengaku tidak sanggup bila harus membayar uang kuliah hingga Rp 5 juta.
Ditemui Tribunnews di tempat ia biasa mengamen di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Dodo mengaku jadi rajin mengamen setelah memutuskan ikut SNMPTN. Namun, tetap saja uang yang terkumpul tidak cukup.
Saat ditanya mengenai penyebab belum memiliki KTP, ia sempat mengaku bingung untuk menjawab. Ia akhirnya menjawab dengan menceritakan kisah hidupnya.
Pindah-pindah
Dodo lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 1994 lalu, dari keluarga berada. Ia sempat tinggal di Malang dan mengenyam pendidikan hingga kelas VI sekolah dasar (SD) di Trenggalek.
Ayahnya adalah karyawan bank pelat merah. Hidup Dodo mulai berubah setelah kedua orangtuanya bercerai.
Ayahnya memutuskan untuk mengambil pensiun dini. Pada 2006, ayahnya pindah ke Bandung untuk bekerja di suatu perusahaan swasta dengan membawa Dodo dan adik laki-lakinya, Ika, yang masih berumur enam tahun.
Namun, di kota kembang itu nasib ayahnya tidak begitu beruntung. "Bapak saya enggak lama kerja, terus usaha sendiri," katanya.
Karena kondisi ekonomi, ketiganya mulai hidup nomaden, dengan hanya membawa pakaian secukupnya dan sebuah gitar milik ayah Dodo. Ketiganya hidup dari mushala ke mushala.
Dodo dan adiknya tidak melanjutkan sekolah. Untuk meringankan beban sang ayah, ia akhirnya memberanikan diri untuk mengamen.
"Mulai mengamen ya di situ, di Kota Bandung. Di sebelah mananya saya lupa," ujar Dodo.
Nasib keluarganya mulai membaik saat sang ayah menemukan seseorang yang mau memberikan pekerjaan. Ayah Dodo ditawari pekerjaan di Lampung.
Mereka bertiga pun hijrah ke Lampung pada tahun 2008. Mereka mengontrak rumah dan Dodo pun melanjutkan sekolahnya di sana hingga lulus SMP.