Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Hidupnya kayak Dodo Ada Banyak, Mereka Sangat Semangat Belajar"

Kompas.com - 30/07/2015, 18:18 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Ketua dan penggagas Sekolah Master, Depok, Jawa Barat, Nurrohim, menemukan banyak anak jalanan yang bernasib mirip dengan yang dialami oleh Dzulfikar Akbar Cordova alias Dodo.

Mereka datang dari kondisi yang cukup sulit untuk tumbuh dan berkembang secara normal, tetapi tetap punya semangat dan keinginan tinggi untuk belajar.

"Banyak kasus kayak Dodo di sini. Dia mau banget sekolah, semangatnya menggebu-gebu, tetapi kita kan bicara soal waktu dan kesempatan, enggak semuanya mendapatkan hal itu dengan mudah," tutur Nurrohim kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2015). [Baca: Biaya Semester Pengamen Lolos ke UI Ditetapkan Paling Rendah]

Seperti Dodo juga, dari banyaknya anak jalanan yang menimba ilmu dan keterampilan di Sekolah Master, sebagian besar dari mereka punya potensi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Dodo sendiri lolos masuk Universitas Indonesia untuk Program Studi Ilmu Ekonomi Islam.

Nurrohim pun menilai pemerintah sangat perlu mendukung model pendidikan yang dilakukan oleh Sekolah Master, untuk menjangkau anak-anak jalanan yang tidak diurus oleh pemerintah.

"Perlu ada lembaga pendidikan alternatif seperti Sekolah Master ini. Model-model ini perlu dikembangkan untuk melayani yang tidak terlayani," ujarnya. [Baca: Cerita Pengamen Depok yang Lulus Masuk Universitas Indonesia]

Semangat anak-anak jalanan yang ingin belajar terlihat dari hal-hal kecil. Nurrohim mencontohkan ada beberapa anak jalanan yang juga diterima di Universitas Indonesia (UI), pada masa sebelum Dodo diterima.

Dari beberapa anak jalanan itu, ada anak pengasong dan anak pemulung yang sering membaca buku di Gramedia Margo City, Depok.

Saking seringnya membaca buku di sana, mereka sempat dimarahi berkali-kali. "Waktu perpustakaan kami belum ada, anak-anak menumpang baca di Gramedia, sambil berdiri dan diomeli sama mbak-mbaknya. Namun, mereka lama-lama kenal, dibolehin, baca buku yang sudah terbuka," ujar Nurrohim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com