Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Dituding Beli Lahan di RS Sumber Waras Tergesa-gesa

Kompas.com - 20/08/2015, 08:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi meyakini pembelian lahan milik Rumah Sakit Sumber Waras bukan atas usulan Dinas Kesehatan. Melainkan, inisiatif yang diambil secara tergesa-gesa oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sanusi mengatakan, berdasarkan proses yang telah selalu berjalan setiap tahunnya, suatu dinas tidak akan mengusulkan program pengadaan pembelian lahan di anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan.

"Kalau dinas yang mengusulkan, mending diusulkan di awal tahun berikutnya. Bukan di perubahan (pertengahan tahun)," kata dia di sela-sela kunjungan ke RS Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (19/8/2015).

Sanusi melontarkan hal tersebut mengacu pada usulan pembelian lahan RS Sumber Waras yang dilakukan di APBD Perubahan 2014. Menurut dia, tidak mungkinnya suatu dinas mengusulkan pembelian lahan pada APBD Perubahan disebabkan proses pembelian lahan membutuhkan adanya pengurusan izin prinsip yang melibatkan Badan Pertanahan Nasional. Ia mengatakan pengurusan izin prinsip biasanya membutuhkan waktu 3-4 bulan.

Sanusi mengatakan biasanya pengesahan APBD Perubahan dilakukan pada bulan Oktober. Atas dasar itu, ia menilai usulan pembelian lahan pada APBD Perubahan justru akan membuat anggaran yang disediakan sulit untuk terserap.

"APBD perubahan rata-rata ketok palu September atau Oktober. Bisa dicek tahun-tahun sebelumnya. Itu rata-rata bulan Oktober. Jadi memang di sini (pembelian lahan RS Sumber Waras) ada proses yang tergesa-gesa. Ada sesuatu yang dipaksakan," ujar politisi Partai Gerindra ini.

Beberapa waktu lalu, Kepala Inspektorat Lasro Marbun mengakui pembelian lahan milik RS Sumber Waras memang pertama kali muncul dari Ahok. Rencana awal muncul saat adanya rencana PT Ciputra Karya Utama membeli mengubah peruntukan lahan yang berlokasi di Grogol, Jakarta Barat itu menjadi mal.

Meski demikian, Lasro menyebut pembelian lahan merupakan bagian dari rencana pembangunan rumah sakit jantung dan kanker. Rencana tersebut telah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

"Kan lahannya itu peruntukannya memang untuk kesehatan. Jadi tidak bisa sembarangan diganti. Karena tidak bisa diganti, Sumber Waras bingung mau dijual sama siapa. Kemudian DKI yang beli," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com