Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD: RS Khusus Kanker Belum Siap Dibangun

Kompas.com - 19/08/2015, 17:40 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pansus Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Triwisaksana mengatakan bahwa lahan Yayasan Kesehatan Sumber Waras tersebut belum siap bangun. Hal ini disimpulkan setelah melihat-lihat kondisi lahan yang dibeli Pemerintah Provinsi DKI.

"Kesiapan untuk dibangun RS kanker di sini belum bisa dilakukan karena lahan yang dibeli Pemprov masih digunakan dalam kegiatan operasional RS Sumber Waras sehari-hari," ujar Sani (sapaan Triwisaksana) di RS Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (19/8/2015).

Direktur Utama Yayasan Kesehatan Sumber Waras Abraham Tetdjanegara mengatakan, saat ini lahan itu masih digunakan untuk kegiatan rumah sakit seperti asrama suster dan juga kamar jenazah.

Dalam perjanjian bersama Pemprov, pihak yayasan memang diberi waktu untuk sekitar dua tahun sebelum lahan tersebut akhirnya dibangun. Hal ini lah yang disebut lahan belum siap bangun.

Sani mengatakan, pengosongan lahan membutuhkan waktu selama dua tahun. Setelah itu, masih membutuhkan waktu lagi untuk mengurus perizinan bongkar dan membangun bangunannya. Sani memprediksi, pembangunan RS Kanker di lahan RS Sumber Waras memerlukan waktu sekitar lima tahun.

"Itu yang disayangkan kenapa jangka waktunya begitu panjang," ujar Sani.

Padahal, BPK telah memberi rekomendasi kepada Pemprov DKI mengenai beberapa pilihan lahan yang sudah siap bangun. Setelah peninjauan hari ini, Sani mengatakan Pansus BPK akan melakukan evaluasi dan membandingkan informasi yang dimiliki saat ini.

"Dari temuan ini, kita akan rembukan dan membandingkan laporan dari dinas kesehatan, wali kota jakbar, pihak yayasan, eksekutif, itu semua akan diramu dan dibicarakan dalam internal pansus," ujar Sani.

Sani pun mengatakan sampai saat ini Pansus BPK pun masih kekurangan data mengenai dokumen-dokumen legal dari proses pembelian lahan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com