Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabung, Kampung "Misterius" Penghasil Senjata Api Rakitan Para Penjahat

Kompas.com - 26/08/2015, 07:02 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Senjata api rakitan di kalangan pelaku kejahatan bukan barang baru. Dengan harga Rp 3 juta-Rp 5 juta, para penjahat bisa menenteng senjata api tersebut untuk melancarkan aksinya.

Kepala Unit 1 Subdirektorat Kejahatan yang Disertai Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Gunardi menjelaskan, peredaran senjata api rakitan tersebut berasal dari daerah Jabung, Lampung Timur. Dalam dua penangkapan perampok bersenjata api pada bulan Agustus tahun ini, polisi mendapati bahwa senjata berasal dari daerah Jabung.

"Mereka dapat senpi (senjata api) dari Jabung, Lampung Timur," kata Gunardi di ruangannya di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Bukan kali ini saja para perampok tersebut mengaku mendapat senjata api dari Jabung. Sejak 2012 lalu, nama daerah Jabung pun sudah masuk dalam daftar hitam Polda Metro Jaya.

"Kami sudah pernah masuk ke sana (Jabung), tetapi tidak bisa karena orang-orang di sana langsung teriakin kami maling," kata Gunardi.

Gunardi menduga, di tempat tersebut terdapat industri rumahan senjata api rakitan. Industri tersebut memasok senjata kepada para perampok di Jakarta dan sekitarnya.

Kualitas rakitan

Dua penangkapan terakhir oleh Gunardi menunjukkan bahwa dua senjata api berjenis sama, tetapi dengan kualitas berbeda, mulai dari tampilan hingga kaliber peluru.

Senjata milik Ramdhani yang merupakan begal motor, misalnya, menggunakan peluru kaliber Colt 38. Sementara itu, senjata api milik Abdul Wahab, yang diduga akan digunakan untuk merampok ini memiliki peluru berkaliber 9 mm. "Namun, kualitas rakitannya enggak rapi," kata Gunardi.

Misalnya, kata Gunardi, peluru yang terlontar dari senjata api tersebut kerap tidak tepat sasaran. Jika yang dibidik adalah kaki, maka peluru tersebut bisa saja telontar ke kepala. "Ini yang membuat ngeri," kata Gunardi.

Penyebabnya, senjata api tersebut tidak memiliki ulir di laras. Peluru terlontar secara asal tanpa bisa langsung lurus mengenai sasaran.

Senjata api milik Ramdhani dapat dikategorikan cukup baik lewat tampilannya, mulai dari gagang hingga warna keseluruhannya. Selain itu, senjata tersebut juga memiliki tempat peluru, terbuat dari besi yang ditempa. "Senpi rakitan ini bisa diisi sekaligus enam peluru," ujar Gunardi.

Namun, saat ditembakkan, pemilik harus menggeser rumah peluru senjata berjenis revolver tersebut. Inilah perbedaan yang ada jika dibandingkan dengan revolver asli. Pada senjata yang asli, sistem ini bersifat otomatis.

Lain halnya dengan senjata api milik Abdul Wahab. Senjata milik perampok ini lebih buruk kualitasnya, dengan gagang yang hanya dililit plakban hitam dan hanya memiliki satu tempat peluru.

"Jadi setiap sudah menembak, apabila hendak menembak lagi, maka harus isi peluru lagi," ujar Gunardi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com