Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan 100 Kilometer nan Berliku untuk Warga Jakarta...

Kompas.com - 29/09/2015, 18:43 WIB
Jessi Carina

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Waduk Jatiluhur yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat, menjadi sumber air satu-satunya PT Aertra. Seratus persen air yang dialirkan PT Aertra kepada warga Jakarta bagian timur berasal dari Waduk Jatiluhur.

Padahal, jarak antara Waduk Jatiluhur dengan Jakarta sekitar 100 kilometer. Direktur Teknis PAM Jaya Hendri Limbong mengatakan bukan hal mudah untuk menjaga kualitas air tersebut setelah melalui perjalanan panjang menuju Jakarta.

"Perjalanannya tergantung bagaimana interkoneksi sungai bisa baik sehingga tetap bisa menjaga kualitas dan kuantitas air," ujar Limbong di Jatiluhur, Purwakarta, Selasa (29/9/2015).

Sebab, bukan hanya kualitas air saja yang harus dijaga. Akan tetapi, kuantitas air yang sampai ke Jakarta juga harus dijaga.

Direktur Operasional PT Aetra Lintong Hutasoit menjelaskan secara umum, aliran air dari Waduk Jatiluhur harus melewati tiga sungai dan tiga bendungan terlebih dahulu untuk sampai ke Jakarta. (Baca: Ketika Air Berlimpah di Tengah Musim Kemarau...)

Di antaranya Sungai Cibeet dengan Bendungan Cibeetnya, Sungai Cikarang dengan Bendungan Cikarangnya, dan Sungai Bekasi dengan Bendungan Bekasinya.

Dulu, PT Aertra sempat berkesimpulan bahwa hambatan terjadi ketika air memasuki Sungai Bekasi. Kandungan air seperti mangan dan amonia mulai tidak memenuhi standar.

Akan tetapi, belakangan PT Aertra menyadari kondisi serupa juga sudah terjadi sejak di Sungai Cibeet. Pertanyaannya, kenapa?

"Ternyata ini murni masalah alam. Kalau musim kering, alam keluarkan Fe dan Mangan lebih banyak. Ini berarti persoalan yang dari alam karena hujan tidak turun," ujar Lintong.

Melancarkan perjalanan 100 kilometer 

Lintong mengatakan, saat ini kualitas dan kuantitas air yang dikirim dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta semakin terjaga. Salah satu faktornya berkat sifon-sifon yang telah dibangun di sepanjang sungai.

"Setelah sifon dibangun, kualitas air pun membaik," ujar Lintong. Sehingga, air bisa mengalir ke tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PT Aertra sebelum dipasok ke masyarakat.

Selain itu, adapula teknologi decanter yang bisa memisahkan air dengan lumpur-lumpur. Pasokan air yang mencukupi dari Waduk Jatiluhur serta kualitas air yang terjaga saat di perjalanannya membuat warga Jakarta puas dengan pelayanan ini.

Hal ini terlihat pada indeks keluhan yang dimiliki oleh PT Aertra. "Walau el nino, Jakarta tidak kekurangan air, itu semua karena Waduk Jatiluhur. Keluhan pelanggan selama ini biasanya seputar air mati dan air kecil. Tetapi keluhan itu cenderung menurun. Sekalipun musim kemarau, tidak ada masalah," ujar Lintong. 

Air itu mahal

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com