"Anak-anak ini mesti dididik dan BPMPKB (Badan Pemberdayaan Manusia Perempuan dan Keluarga Berencana) harus dibagi tugasnya nih. Enggak mungkin anak-anak main di jalan dan saya minta semua SKPD (satuan kerja perangkat daerah) konsentrasi pikirkan itu," kata Basuki dalam sambutannya di Seminar Jakartaku Layak Anak, di Balai Kota, Rabu (30/9/2015).
Basuki juga meminta RPTRA bisa menjadi lokasi tepat agar anak-anak memiliki bekal rohani. Oleh karena itu di sana juga dilengkapi dengan pengajian dan sarana ibadah.
Basuki menginginkan RPTRA menjadi tempat berkumpulnya keluarga. Para petugas serta warga yang suka berkumpul di RPTRA, diharapkan Basuki bisa mengetahui keluarga mana saja di lingkungan itu yang tidak sehat atau membutuhkan bantuan.
Pengurus RT/RW juga harus mengetahui persis keluarga mana saja yang sakit dan tidak mampu. Dengan demikian, Pemprov DKI dapat mengirim dokter keliling.
"RPTRA harus jadi pusat masyarakat berkumpul di tengah kota. Mesti kita pikirkan, jangan sampai Jakarta kota besar dengan makanan banyak dan orang pintar melimpah, tetapi tidak ada yang peduli," kata Basuki.
Pembangunan RPTRA itu merupakan satu langkah untuk mewujudkan Kota Layak Anak. Ia menargetkan menambah sebanyak 54 RPTRA dari enam yang sudah ada.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati mengatakan, dari 31 indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan untuk kota layak anak, 70 hingga 80 persen di antaranya selesai di RPTRA.
"Sisanya kami bisa lakukan di PAUD, Posyandu, dan aktivitas di RT/RW. Kami tinggal undang masyarakat untuk partisipasi secara aktif, karena kehadiran orang dewasa dibutuhkan," kata Tuty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.