Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT: Rumah Ditutup Tembok Punya Izin Hadap Jalan Cakra Negara

Kompas.com - 04/11/2015, 09:56 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah milik Denny (41) di Perumahan Bukit Mas Bintaro tiba-tiba ditutup tembok oleh warga yang menamakan diri Warga Peduli Bukit Mas (WPBM).

Ketua RT 01 Sulistiyono mengaku tahu persis asal-usul pembangunan rumah tersebut.

"Pak Denny ini kan warga saya. Dari sebelum tanah dibeli sama Pak Denny, yang punya sebelumnya, Pak Heru, itu sudah mengurus izin resmi dan IMB sama sertifikat rumahnya jelas tertulis menghadap ke Jalan Cakra Negara. Jadi, tidak ada masalah sama sekali," kata Sulistiyono kepada Kompas.com, Rabu (4/11/2015) pagi.

Rumah Denny masuk di RT 01 RW 15 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Sulistiyono menjelaskan, Heru membeli tanah dari pemilik lama, Sudung. Heru berniat membangun rumah di lahan itu.

Saat masih kosong, lahan itu memang menghadap ke belakang kawasan perumahan, tepatnya berbatasan dengan Jalan Mawar.

Pihak pengembang Perumahan Bukit Mas Bintaro ini dinyatakan pailit pada tahun 2000 dan tanah di sana jadi dikuasai oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.

Heru yang hendak membangun rumah pada akhir tahun 2013 mengurus izin agar rumahnya bisa menghadap ke Jalan Cakra Negara atau jalan Kompleks Perumahan Bukit Mas Bintaro.

Proses pengurusan izin itu melibatkan RT, RW, dan lurah setempat. Izin diteruskan hingga ke tingkat Pemerintah Kota Jakarta Selatan dan disetujui.

IMB dan sertifikat rumah itu jelas menyebutkan rumah menghadap Jalan Cakra Negara. Sulistiyono pun sudah mengecek hal tersebut.

"Kalau RW sudah bilang open, kita lanjut saja. Kalau sudah open semua, silakan bangun rumahnya. Ternyata setelah diurus, dibilang boleh (menghadap) ke Cakra Negara. Itu persetujuan dari Pemda, pejabat yang berwenang," tutur Sulistiyono.

Saat tanah di sana masih menghadap ke Jalan Mawar, memang ada tembok yang berbatasan dengan Jalan Cakra Negara. Namun, setelah izin dikantongi, tanah yang berbatasan dengan Jalan Mawar ditutup tembok dan tembok di Jalan Cakra Negara dibuka.

Pembangunan rumah berjalan mulus tanpa masalah apa pun sampai Heru menjual rumahnya kepada Denny, bulan Juni 2015 lalu.

"Saya tinggal di sini dari tahun 1996 itu adem-adem saja," kata Sulistiyono.

"Makanya, saya bingung, kok WPBM itu bisa tiba-tiba minta kompensasi dan sebagainya. Mereka juga bukan pengurus, kelompok warga biasa," ujar Sulistiyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com