Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2015, 08:09 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Belakangan ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mudah sekali terpancing emosinya ketika menerima laporan warga. Dalam sepekan kemarin, dua orang terkena "semprot" saat mengadu langsung kepada sang Gubernur.

Pertama adalah Yusri Isnaeni yang mengadukan soal adanya makelar Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Pasar Koja, Kamis (10/12/2015). Ada beberapa toko yang ternyata benar membantu warga menguangkan KJP dengan imbalan 10 persen dari uang yang dicairkan.

(Baca: Warga Panik Saat Toko yang Cairkan KJP di Pasar Koja Digerebek)

Yusri yang berniat baik tidak terima dirinya disebut maling oleh sang Gubernur. Permintaan maaf yang diwakilkan oleh staf Ahok tidak dipedulikan. Rabu (16/12/2015) kemarin, dia melaporkan Ahok ke Polda Metro Jaya.

(Baca: Ahok Dilaporkan ke Polisi Terkait Pencemaran Nama Baik dan Fitnah)

Satu lagi yang kena maki-maki Ahok adalah Handoyo, pemilik Penthouse Hotel, yang mempertanyakan izin hotelnya tidak diperpanjang. Dia melapor kepada Ahok pada Senin (14/12/2015).

(Baca: Protes Hotelnya Akan Ditutup, Bapak Ini Berdebat dengan Ahok)

Terkait aduan Yusrih, Ahok menyatakan bahwa dia akan mengamankan uang negara sesuai dengan peruntukannya. Mencairkan KJP adalah perbuatan salah. Pelakunya pantas diberikan sanksi. Dia juga melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya.

(Baca: Ahok Laporkan Toko Pencair Dana KJP ke Polisi)

Mengenai kasus Handoyo, Ahok menyatakan bahwa sejak awal memang ada yang salah dengan anak buahnya yang memberikan izin perpanjangan hotel Handoyo. Sebab, hotel Handoyo berdiri bukan di kawasan komersial.

Meski argumennya benar, cara Ahok menghadapi warganya dinilai kurang simpatik. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik sempat mengingatkan, tidak sepantasnya seorang gubernur memarahi warga yang melaporkan adanya kecurangan.

(Baca: "Gubernur Enggak Boleh Marahin Rakyatnya yang Melapor")

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Selamat Nurdin mencoba mengerti mengapa Ahok mudah sekali terpancing emosinya saat mendengar aduan warga.

Menurut dia, Ahok lelah karena banyak warga Jakarta yang mengeluh langsung kepadanya.

"Yang ada sekarang Gubernur overload. Menurut saya, Gubernur overload sehingga responsnya sering kali tidak terduga," kata Selamat Nurdin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com