Pada penghujung tahun ini, mari kita menengok lima kasus yang masih menyisakan misteri hingga kini. Berikut lima kasus tersebut:
1. Kematian Akseyna
Kamis, 26 Maret 2015, mereka yang berada di lingkup Universitas Indonesia (UI) digemparkan dengan penemuan mayat mengambang di Danau Kenanga di kampus negeri tersebut. Identitas pun terungkap bahwa ia adalah Aksyena Ahad Dori (18), mahasiswa UI.
Belakangan, pernyataan itu diralat. Setelah pembuatan visum et repertum dan otopsi mendalam, ada tanda penganiayaan di tubuh Aksyena. Lebam di kepala, bibir, dan telinga Akseyna dicurigai sebagai indikasi bahwa ia sempat dianiaya.
Kejanggalan lain ada di surat wasiat yang menurut pakar tulisan menunjukkan perbedaan dengan milik korban. Polisi pun mengarahkan penyelidikan untuk mencari tersangka.
Berbagai petunjuk datang, mulai dari munculnya pengguna akun Twitter anonim yang berseru akan membalas kematian Aksyena, alibi saksi yang janggal, dan petunjuk dari barang pribadi korban.
Akan tetapi, petunjuk kematian anak seorang kolonel TNI itu tetap menjadi PR yang membingungkan bagi aparat penegak hukum. Kematian Aksyena bukan kematian biasa.
2. Penculikan bocah di PGC
Sabtu, 18 Juli 2015, kasus penculikan gadis cilik berinisial SE (6) di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, menyedot perhatian publik. Lepas dari pengawasan orangtua, SE mendadak hilang di pusat perbelanjaan itu.
Dari video rekaman kamera CCTV terpampang jelas bagaimana pelaku mengajak korban sampai akhirnya menghilang dari sorotan kamera pengawas ini, meninggalkan mal tersebut.
Nyaris semua media ramai memberitakan kasus ini, bahkan rekaman kamera CCTV diputar di televisi-televisi nasional. Orangtua SE telah melapor ke polisi.
Selama beberapa hari, penyelidikan tak berujung pada penemuan petunjuk keberadaan korban, termasuk pelakunya. Namun, SE mendadak kembali. Seorang sopir taksi di Bekasi mengaku diminta orang tak dikenal untuk mengantar SE kembali ke PGC.
SE akhirnya pulang ke rumah. Kepulangan SE melegakan orangtua korban. Namun, drama sekaligus pelaku penculikan ini hingga kini belum terungkap.
3. Mayat di dalam mobil BMW
Mobil BMW bernomor polisi B 2074 RS jadi saksi bisu kematian Wiliyanto (30). Montir di bengkel Andri Motor Service di Pulogadung, Jakarta Timur, itu ditemukan tewas, Jumat, 23 Oktober 2015.
Wiliyanto yang berada dalam kondisi tangan dan kaki terikat, adanya pula ikatan di kening, serta mulut yang diplakban, jelas menunjukkan bahwa pria itu telah dibunuh.
Darah yang tak tercecer di dalam mobil mengindikasikan, Wiliyanto dihabisi dulu di suatu tempat. Ironisnya, para montir lain, termasuk Andri, kakak korban, tak memergoki pelakunya memasukkan korban ke BMW yang berada paling pojok di bengkel itu.
Visum et repertum menunjukkan, penyebab utama Wiliyanto tewas adalah kehabisan napas akibat sumpalan di mulut.
Polisi telah memeriksa para montir, termasuk istri pemilik montir. Namun, kasusnya masih belum terungkap sampai saat ini.
4. Pembunuhan karyawati
Hasani Binti Harmuni (49) ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Jembatan III, Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur.
Perempuan yang bekerja sebagai karyawati tekstil itu diduga dihabisi karena persoalan pribadi. Pelaku diyakini beraksi pada tanggal 4 September 2015, saat hari belum cukup malam.
Pembunuhan Hasani terbilang sunyi. Keluarga Hasani yang tinggal hanya terpisah tembok bahkan tak mendengar kegaduhan di samping rumah.
Menurut hasil penyelidikan, polisi tak menemukan adanya barang berharga korban yang hilang. Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa Hasani dibunuh karena masalah pribadi.
Namun, karakter korban yang tertutup membuat pihak berwenang sulit untuk membantu menemukan titik terang kasus ini. Salah satu petunjuk yang diperoleh hanyalah kondisi bahwa sehari sebelum kematian, korban terlihat murung.
Polisi mencoba melakukan penyelidikan di tempat kerja korban. Namun, semua itu belum cukup untuk mengungkap kematian perempuan berstatus single itu.
5. Pembunuhan Nelson Marbun
Nelson Marbun (64), pengusaha yang tinggal di Kompleks Taman Meruya, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, dibunuh sejumlah orang yang masuk ke rumahnya, Sabtu, 12 September 2015. Motif pembunuhan Nelson sementara karena perampokan.
Untungnya, Riris selamat, meski harus dirawat di Rumah Sakit Puri Kembangan akibat kejadian ini.
Sampai saat ini, pelaku dalam kasus perampokan disertai pembunuhan sadis Nelson masih gelap. Pihak keluarga pun menganggap, perkembangan penanganan kasus pembunuhan tersebut belum memuaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.