Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negeri Timur Tengah di Gunung Hijau

Kompas.com - 13/01/2016, 16:33 WIB

Deretan tempat usaha dengan papan nama beraksara Arab terlihat di daerah itu, tepatnya di samping Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi milik Mahkamah Konstitusi, sekitar 2 kilometer di atas pertigaan Taman Safari Indonesia.

Sepanjang kiri dan kanan jalan Warung Kaleng saat ini sesak oleh salon, restoran, toko wewangian, swalayan, tempat penukaran uang, agen wisata, griya pijat, dan butik bernuansa Timur Tengah, termasuk sentra perdagangan bernama Bafaqih Business Center.

Sebagian bangunan hanya bertuliskan aksara Arab tanpa keterangan dalam bahasa Indonesia.

Nuansa Timur Tengah makin kental karena sebagian masjid di kawasan ini menggunakan bahasa Arab dalam khotbah shalat Jumat, seperti di Masjid Al Qona’ah, Warung Kaleng, Jumat siang itu.

Namun, menurut Sanjaya (47), warga setempat, bahasa Arab dalam khotbah Jumat telah digunakan sejak masjid itu berdiri pada 1962 atau jauh sebelum wisatawan Timur Tengah ramai berkunjung.

Masifnya warga Timur Tengah berkunjung ke Puncak saat ini tak hanya terpusat di Warung Kaleng, tetapi sudah bergeser ke Cianjur, terutama di kawasan Kota Bunga, Pacet.

Di Jalan Raya Hanjawar menuju kompleks vila Kota Bunga, misalnya, dalam lima tahun terakhir bermunculan bangunan usaha ”rasa” Timur Tengah.

Salah satunya gedung tiga lantai Zahra Al Jazeerah, restoran Timur Tengah terbesar di kawasan Puncak Cianjur, yang sudah beroperasi meski pembangunannya belum selesai.

Mendi Marsel, Manajer Restoran Zahra Al Jazeerah, menuturkan, rumah makan itu didirikan untuk menangkap konsumen asal Timur Tengah yang makin banyak berkunjung ke Puncak, terutama di sekitar Kota Bunga.

Alhasil, meski baru berdiri tujuh bulan, restoran tiga lantai ini telah ramai. Dalam sehari, restoran ini bisa dikunjungi 200 wisatawan Timur Tengah sehingga membutuhkan rata-rata 20 kambing muda untuk berbagai menu masakan khas favorit.

Sebagian besar wisatawan Timur Tengah di Cianjur ini menyewa vila di Kota Bunga. Andri (28), warga yang menjadi perantara penyewaan vila, mengatakan, wisatawan Arab umumnya menyewa vila 2-10 hari.

Harga sewa berkisar Rp 800.000-Rp 1,5 juta per malam. Biasanya mereka diantar pemandu sekaligus sopir untuk mencari vila.

Dua sisi

Ketua Kompepar Puncak Teguh Maulana mengungkapkan, di Warung Kaleng atau Cisarua ada setidaknya 15 restoran, 11 biro wisata, 9 tempat penukaran uang, dan 2 kelompok hadamah atau juru masak menu Timur Tengah.

Pengelola salah satu tempat penukaran uang menyebutkan, penukaran uang ke rupiah bisa tembus nilai Rp 500 juta per hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Megapolitan
Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Megapolitan
KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com