Perlawanan yang terjadi saat polisi menggerebek dua lokasi yang diduga sebagai sarang narkoba, Senin dan Selasa lalu, membuka kenyataan yang mengkhawatirkan.
Dua insiden terpisah itu menunjukkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam peredaran barang haram itu kini berani melawan secara terbuka.
Penggerebekan pertama terjadi di Kelurahan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Senin (18/1) siang. Insiden kedua terjadi di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (19/1) dini hari.
Di Kebon Manggis, sekitar 15 orang bersenjata tajam nekat menyerang tiga anggota Polsek Senen yang tengah menggerebek rumah di Jalan Slamet Riyadi 4, Matraman. Akibatnya, seorang polisi dan informan polisi tewas serta dua polisi terluka parah kena bacokan.
Di Kebon Bawang, dua polisi, yakni Inspektur Satu Supriyatin dan Brigadir Kepala Aris Dinanta, terluka kena tembakan bandar narkoba yang melawan saat digerebek.
Perlawanan terbuka itu sama sekali tak diduga. Peristiwa pertama terjadi di kawasan yang masa lalunya pernah identik dengan peredaran narkoba, tetapi dalam beberapa tahun terakhir telah ”dibersihkan” polisi.
Kejadian kedua melibatkan seorang bekas pecandu narkoba yang oleh lingkungan sekitarnya dianggap sudah kembali ke jalan yang benar sebagai orang baik dan rajin beribadah.
Riwayat ”Kandang Kuda”
Rumah tersangka Yla (60) yang digerebek polisi pada hari Senin terletak di RT 012 RW 004, Kebon Manggis. Lokasi itu berbatasan dengan lingkungan RT 013 RW 004 yang oleh masyarakat lebih populer dengan sebutan Kompleks Berlan
Sekitar tahun 2005, kawasan itu terkenal sebagai pusat transaksi narkoba. Ada dua lokasi yang akrab bagi para penyabu, pengonsumsi putau, bandar serta pengedar narkoba di Berlan, yakni ”Kandang Kuda” dan ”Rumah Panggung”.