Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Makan Bandeng Pindang di Perayaan Imlek

Kompas.com - 06/02/2016, 11:59 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa warga etnis tionghoa tampak memilih-milih ikan bandeng yang dijajakan pedagang di Jalan Sulaiman Rawabelong Jakarta Utara.

Salah satunya adalah Yuli, warga Bintaro, yang sengaja datang ke Rawabelong untuk mencari ikan bandeng.

"Saya lebih suka beli di sini karena ikannya besar-besar, tidak seperti di supermarket," ujar Yuli di Jalan Sulaiman, Rawabelong, Sabtu (6/2/2016).

Yuli mengatakan harga ikan bandeng di supermarket sebenarnya lebih murah yaitu sekitar Rp 60.000 - 65.000 per kilogram.

Sedangkan harga ikan bandeng di Rawabelong mencapai Rp 75.000 - 80.000 per kilogram.

Namun, Yuli tetap memilih untuk membeli di Rawabelong karena menilai ikannya lebih segar dan besar-besar.

"Ini tadi saya beli 4 kg, dapat 2 ekor bandeng harganya Rp 270.000," ujar Yuli.

Rencananya, ikan tersebut akan dimasak dan disajikan saat Imlek tiba. Yuli mengatakan menu favorit keluarganya adalah bandeng pindang.

"Tiap Imlek memang selalu masak bandeng, biasanya dipindang," ujar Yuli.

Yuli mengaku tidak tahu makna mengonsumsi bandeng di hari Imlek. Yuli hanya mengetahui hal itu sudah menjadi tradisi turun menurun di keluarganya.

Warga etnis tionghoa lainnya, Monika dan Eko, juga tampak sedang memilih ikan bandeng di sana.

Pasangan suami istri ini mengaku senang berbelanja di Rawabelong karena banyak pilihan ikan bandeng yang dijual. Selain itu, pedagangnya juga ramah-ramah.

Monika dan Eko bahkan sudah membeli 13 ekor bandeng di hari sebelumnya.

"Kemarin sudah beli 13 ekor untuk dibagi-bagikan, sekarang kita mau beli lagi," ujar Monika.

Suaminya, Eko, mengatakan bandeng -bandeng itu biasanya diolah menjadi 3 jenis makanan oleh keluarga mereka.

Bandeng tersebut bisa dimasak pindang, dimasak salem, dan dimasak asin. "Rasanya enak sekali, lembut dan gurih," ujar Eko.

Eko mengatakan sebenarnya dia tahu bahwa kebiasaan makan bandeng berasal dari budaya Betawi.

Bandeng sendiri tidak berkaitan langsung dengan perayaan Imlek. Namun, mereka senang banyak ikan bandeng yang dijual tiap menjelang hari perayaan Imlek.

"Tapi sekarang waktunya memang sengaja dipaskan," ujar Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com