Meski orang lebih mengenal Kalijodo sebagai tempat prostitusi, perjudian di sana dianggap lebih meresahkan warga karena tidak mengenal waktu.
"Sudah banyak laporan, yang parah di situ bukan prostitusinya, tapi judinya. Judinya itu, putaran uangnya miliaran, lho. Setiap malam. Apalagi kalau malam minggu itu," kata Masrokhan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2016).
Jika praktik prostitusi di Kalijodo dimulai sekitar pukul 20.00 WIB hingga 04.00 WIB, kegiatan judi di sana berlangsung lebih lama, yakni sejak siang hingga malam.
Orang atau tamu di Kalijodo yang memilih judi di sana juga disebut sebagai orang dari kelas menengah.
Masrokhan membagi kelas di Kalijodo menjadi tiga, dengan kelas paling atas yakni perjudian, disusul prostitusi, lalu hiburan lain yang lebih murah bagi kalangan menengah ke bawah, seperti karaoke dan minuman keras.
Hal itu juga dapat dilihat di Kalijodo. Ada tempat tersendiri untuk judi yang tidak terlihat dari pinggir jalan, tetapi posisinya agak masuk ke dalam.
Kebanyakan tempat yang paling terlihat di sana adalah kafe-kafe yang menawarkan musik dangdut disko untuk karaoke, baru di dalamnya terdapat perempuan pekerja seks komersial (PSK).
Prostitusi juga terjadi di kafe itu, tepatnya di lantai dua, menggunakan tempat tinggal para PSK itu sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.