Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Farhat Abbas di Kalijodo dan Penolakan Golkar

Kompas.com - 22/02/2016, 08:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak ada angin atau hujan, pengacara Farhat Abbas mendatangi kawasan Kalijodo. Kedatangan pertamanya ke sana dilakukan sehari setelah musisi Ahmad Dhani datang.

Riwayat hubungan antara Farhat dan Dhani memang kurang bagus. Keduanya pernah bertemu di pengadilan. Pada kunjungannya yang pertama juga, Selasa (16/2/2016), Farhat sempat mengutarakan kapasitasnya datang ke Kalijodo.

Bukan sebagai pengacara ataupun public figure, Farhat mengklaim kedatangannya merupakan kegiatannya sebagai calon gubernur DKI dari Partai Golkar. Dia mulai berorasi bahwa penertiban semacam ini tidak akan terjadi jika dia adalah gubernur.

"Penutupan bukanlah solusi. Kalau saya jadi gubernur, kawasan ini akan saya jadikan perkampungan modern," ujarnya di salah satu rumah warga di Kalijodo, Selasa.

Farhat mengaku tidak merasakan adanya unsur premanisme di Kalijodo. Ia menyebut Kalijodo sebagai kali pertemuan jodoh.

"Di sini enggak perlu dibangun taman, tetapi bangun pertemanan. Saya tidak melihat preman di sini. Saya melihatnya persahabatan," ucap dia.

Farhat juga menekankan bahwa ia tidak akan menutup Kalijodo jika menjadi gubernur. Namun, kata dia, masyarakat harus berjanji untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dalam jangka waktu 10 tahun.

Kemudian, Farhat datang kembali ke Kalijodo pada Sabtu (20/2/2016). Dia datang pada malam hari setelah polisi selesai melakukan operasi pemberantasan penyakit masyarakat. Saat itu, dia kembali mengaku sebagai cagub DKI dan ingin melihat langsung kondisi di sana.

"Saya sebagai cagub yang diusung Partai Golkar ingin melihat situasi saja," ucap Farhat di Kalijodo, Jakarta, Sabtu.

Selain itu, Farhat mengatakan, ia ingin mengetahui apakah adanya rencana penertiban Kalijodo merupakan bagian dari bentuk penguasaan pemerintah saat ini atau bukan.

"Ini terjadi karena memang gaya penguasaannya begini atau bukan?" ungkap dia. (Baca: Datang ke Kalijodo, Farhat Abbas Kenakan Sepatu Louis Vuitton)

Klaim Farhat terbantahkan

Namun, ucapan Farhat yang mengatakan dia merupakan cagub DKI dari Partai Golkar terbantahkan. Wakil Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ashraf Ali membantah pihaknya mengusung pengacara Farhat Abbas menjadi bakal calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

"Belum ada informasi (Farhat jadi bakal calon gubernur) dari Partai Golkar. Saya enggak ngerti tuh (Farhat diusung jadi bakal calon gubernur)," kata Ashraf kepada wartawan, Minggu (21/2/2016).

Menurut Ashraf, bakal calon gubernur DKI yang akan didukung ataupun diusung oleh Partai Golkar baru akan dibahas pada musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Hingga saat ini, dia melanjutkan, DPD Partai Golkar DKI belum membahas bakal calon gubernur DKI Jakarta.

"Figure-nya belum kami bicarakan dan putuskan sama sekali. Kami baru akan bicarakan pada musda dan munaslub, sekitar bulan Maret atau April," kata Ashraf. (Baca: Golkar Bantah Farhat Abbas Jadi Bakal Cagub DKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com