Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Benang Kusut di Kalijodo

Kompas.com - 23/02/2016, 21:38 WIB

KOMPAS.com - Silakan meninggalkan Kalijodo dengan damai, atau melawan dan kami jerat dengan pasal pidana.

Pesan tersebut bergaung kuat di kawasan tempat hiburan malam yang terbentang mulai dari sebagian Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, sampai sebagian Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat.

Sejak 15 Februari, satu demi satu pekerja seks komersial (PSK) meninggalkan tempat-tempat hiburan malam di kawasan itu.

Jumat pekan lalu, tinggal segelintir PSK terlihat di sana. Pada 17 Februari, warga Kalijodo mulai mendaftar untuk dipindahkan ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Pulo Gebang, Jakarta Timur, dan Marunda, Jakarta Utara.

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi dan Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi pun menjamin warga bakal kebagian unit rusunawa, dengan catatan mereka bukan penyewa rumah di Kalijodo, melainkan pemilik rumah.

"Setelah verifikasi kami perketat, warga Angke yang berhak mendapat unit rusunawa tinggal 86 kepala keluarga (KK)," kata Anas, Senin (22/2).

Sementara menurut Rustam, ada 200 KK warga Pejagalan yang berhak mendapat unit rusunawa. "Kini 200 KK itu masih kami verifikasi. Angkanya mungkin bisa berkurang," ujar Rustam, kemarin.

Sepanjang akhir pekan lalu, para pemilik dan pengelola tempat hiburan malam di Kalijodo, termasuk para karyawan mereka, mulai mengemasi barang-barang untuk pindah.

Pragmatis, oportunistis

Mengapa para PSK dan pengelola tempat hiburan malam dengan mudah meninggalkan "otoritas informal" di Kalijodo?

Mengapa mereka tak memilih bersama-sama melawan rencana penggusuran oleh Pemprov DKI?

Bukankah kawasan lampu merah ini punya riwayat panjang di bawah kendali para pemimpin dunia hitam?

Menurut Tan Hok Liang (59) alias Anton Medan, otoritas informal Kalijodo beserta jajarannya dengan para pemilik-pengelola rumah-rumah hiburan malam beserta para PSK adalah dua hal yang terpisah.

"Yang berasal dari dunia hitam itu, kan, otoritas informal di sana bersama para pengikutnya. Mereka yang mengumpulkan sumber-sumber uang dan mendistribusikan uang tersebut," tutur bekas perampok dan penjudi yang pernah memiliki bisnis judi di Kalijodo tahun 1989-1991 itu.

Para pemilik-pengelola rumah hiburan dan PSK, lanjut Anton, cuma menjadi pelaku bisnis saja di Kalijodo.

Selama otoritas informal mampu menjamin keamanan bisnis, mereka akan terus membuka usaha di sana.

Namun, ketika jaminan itu hilang, mereka dengan mudah akan pergi dan mencari lokasi baru yang lebih menguntungkan.

"Jadi, jangan bayangkan bahwa kawasan merah ini memiliki struktur dan sistem sosial yang dibangun serta diatur kokoh oleh segelintir elite dunia hitam, seperti dugaan para pengamat sosial sebelumnya," tutur Anton.

Warga setempat yang hanya mendapat remah rezeki dari dua kelompok ini pun, lanjutnya, tak mau menjadi bagian dari otoritas informal Kalijodo.

Terhadap mereka yang masih bersikeras, polisi menjerat mereka dengan pasal-pasal pidana tentang kepemilikan senjata api, senjata tajam, narkoba, dan perdagangan orang.

"Jeratan pasal kami batasi pada persoalan penyakit masyarakat saja. Kami belum sampai pada kemungkinan penggelapan pajak dan pencucian uang," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal.

(WINDORO ADI)


---


Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 23 Februari 2016, dengan judul "Mengurai Benang Kusut di Kalijodo"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com