Dalam buku catatan tersebut terlihat pemasukan kafe dari penjualan minuman keras dan kamar. Untuk minuman, yakni bermerek Panther dan Balihai.
Harga satu minuman dipatok sebesar Rp 50.000. Penjualan kedua minuman tersebut hingga 13 botol. Selain itu, ada pemasukan lain sebesar Rp 88.000.
Sementara untuk kamar, pada malam itu, tepatnya tanggal 1 Februari 2016, ada 85 pelanggan di Kafe Me 2. Dengan demikian, pemasukan kamar yakni Rp 8.330.000.
Pemasukan kamar merupakan yang paling besar. Kemudian ditambah juga uang kas sebelumnya sekitar Rp 170.000.
Jumlah tersebut dipotong pengeluaran, yakni Rp 1.545.000. Tak jelas buat apa pengeluaran tersebut, tetapi tercantum dalam hitungan di buku tersebut.
Kemudian ada juga potongan sebesar Rp 1 juta. Pengeluaran lainnya yang tercatat dan jelas yakni jumlah pinjaman dari dua PSK. Vina meminjam Rp 865.000 untuk ke dokter, sedangkan Risti Rp 100.000 untuk biaya obat.
Dua PSK lainnya, Dian dan Yuni, juga meminjam uang dengan jumlah masing-masing Rp 200.000 dan Rp 415.000. Total dari keuntungan bersih dari Kafe Me 2 malam itu yakni Rp 5.103.000.
Kafe Me 2 sendiri terletak di dalam Gang Kalijodo. Letaknya berada di pertigaan jalan. Kini kafe tersebut tertutup dan ditinggal pemilik serta para PSK-nya.
Mereka meninggalkan kafe tersebut semenjak ada wacana penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta pada 29 Februari 2016 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.