Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Bareskrim, Lulung Serahkan Bukti bahwa Ahok Membiarkan Korupsi di DKI

Kompas.com - 25/02/2016, 15:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Lulung, akan menyerahkan sebundel dokumen ke penyidik Bareskrim Polri.

Dokumen itu disebut sebagai bukti bahwa Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah membiarkan tindak pidana korupsi terjadi dalam pemerintahannya.

Bukti itu diberikan Lulung bersamaan dengan pemeriksaan dirinya di Bareskrim Mabes Polri pada Kamis (25/2/2016) siang.

Lulung sedianya diperiksa sebagai saksi atas perkara dugaan korupsi pengadaan printer dan scanner dalam APBD Perubahan Pemprov DKI Jakarta 2014.

"Saya akan serahkan ini. Inilah cikal bakalnya rentetan korupsi di Jakarta, mulai dari korupsi UPS, printer dan scanner, sampai Rumah Sakit Sumber Waras," ujar Lulung sambil menunjuk sebundel dokumen yang dibawanya di pelataran gedung Bareskrim Mabes Polri, Kamis siang.

(Baca: Lulung: Pak Ahok Bilangnya Pak Haji Lulung Takut Datang... Tidak!)

Sebundel dokumen yang diserahkan kepada penyidik adalah hasil evaluasi Direktorat Jenderal Keuangan Negara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terhadap APBD Perubahan 2014. Menurut Lulung, hasil evaluasi itu dikirim satu pekan setelah APBD Perubahan diparipurnakan pada 13 Agustus 2014.

Lulung mengklaim, mata anggaran pengadaan UPS, printer dan scanner, serta pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras masuk ke dalam hasil evaluasi itu karena dianggap janggal.

Kemendagri memberikan waktu dua pekan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk mengevaluasi mata-mata anggaran yang dianggap janggal itu bersama-sama DPRD DKI Jakarta.

(Baca: Polisi Tetapkan Direktur Perusahaan Pengadaan "Printer" dan "Scanner" di DKI sebagai Tersangka)

"Di situ diperintahkan, Gubernur diberikan waktu tujuh hari untuk dievaluasi dengan yang setingkat, yakni selama tujuh hari. Kalau evaluasi itu masuk 22 September 2014, ya paling lama harusnya selesainya 2 Oktober 2014. Nah, ini satu hari pun enggak dievaluasi-evaluasi sama dia," ujar Lulung.

"Pak Gubernur selama ini membohongi rakyat Jakarta, melakukan pembiaran terhadap evaluasi anggaran belanja perubahan," lanjut dia.

Seandainya Ahok mengevaluasi mata-mata anggaran itu bersama-sama DPRD sesuai perintah dari Kemendagri, Lulung yakin, tindak pidana korupsi UPS, printer, dan scanner, serta persoalan RS Sumber Waras tak akan terjadi.

"Ini akan saya serahkan supaya lebih terbuka. Saya yakin, penegak hukum berani, seperti saya, berani jujur, tetapi enggak hebat," ujar Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com