Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Masih Mungkin Didukung PDI-P

Kompas.com - 08/03/2016, 11:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih mungkin mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun depan walau Ahok telah menyatakan akan maju lewat jalur independen.

Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno, Senin (7/3/2016), mengatakan, partainya belum membuat keputusan dan masih terlalu dini untuk mengumumkan calon gubernur yang akan diusung.

"Semua kemungkinan masih bisa terjadi. Belum ada keputusan. Kami menunggu momentum yang tepat," kata Hendrawan ketika dihubungi kemarin.

Ia mengatakan, PDI-P menghargai keputusan Ahok yang akan maju lewat jalur independen. Namun, keputusan Ahok tersebut tidak akan serta-merta menutup peluang untuk didukung oleh partai berlambang banteng tersebut.

Ia menambahkan, PDI-P tidak mau buru-buru membuat keputusan tentang siapa calon yang akan didukung. Soalnya, jika terlalu cepat mengambil keputusan, partai khawatir hal itu akan menutup peluang bagi calon lainnya.

"Kalau mengumumkan calon terlalu awal juga akan menurunkan posisi tawar partai," kata Wakil Ketua Fraksi PDI-P di DPR ini.

Ia mengatakan, PDI-P telah membentuk tim untuk menjaring semua calon yang potensial untuk memimpin Ibu Kota. Siapa yang akan diusung nantinya, hal tersebut akan sangat bergantung pada hasil penjaringan calon tersebut.

Ahok pada Senin sore kemarin memutuskan untuk mengikuti langkah yang diminta pendukungnya, komunitas Teman Ahok,  yaitu maju lewat jalur independen. "Sekarang saya putuskan untuk ikut Teman Ahok. Saya tidak mau anak-anak muda ini kecewa," kata Ahok kemarin.

Pada Senin pagi, Ahok telah memberi tahu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri soal desakan komunitas pendukungnya dan bahwa mereka tidak bisa menunggu lama kepastian dukungan dari PDI-P.

Ahok bertemu Megawati saat pembukaan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Menurut Ahok, Megawati tidak ingin komunitas Teman Ahok kecewa. Di sisi lain, Megawati juga terikat dengan mekanisme partai dalam mengusung dan mendukung seseorang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Beliau ngomong, enggak pengin teman-teman Ahok itu kecewa," kata Ahok saat menceritakan pertemuannya itu di Balai Kota. Bahkan, kata Ahok, Megawati ingin menjadikan Teman Ahok sebagai relawan PDI-P. (Baca: Alangkah Baiknya Teman Ahok Jadi Relawan PDI-P)

Dalam pertemuan itu, Ahok meminta surat resmi dukungan PDI-P buat dirinya. "Aku bilang, 'Bu, mereka butuh surat resmi Ibu untuk mendukung atau mengusung'. Kata Ibu, 'Saya butuh mekanisme partai'."

PDI-P mempunyai 28 kursi di DPRD DKI Jakarta sehingga bisa mengusung calon gubernur sendiri.

Ahok kemudian menyampaikan bahwa komunitas Teman Ahok tidak bisa menunggu PDI-P lagi karena mereka harus kembali memverifikasi ratusan ribu fotokopi KTP yang telah dikumpulkan untuk mencantumkan nama calon wakil gubernur. Pendaftaran calon independen dibuka pada Juli mendatang.

"Ini anak-anak enggak mau nunggu (PDI-P) nih, Bu. Ya, ini mirip-mirip waktu Bung Karno dipaksa (deklarasi kemerdekaan) kali ya. Bung Karno mau Indonesia merdekanya agak diatur, tetapi anak mudanya maksa-maksa (Bung Karno agar cepat deklarasi kemerdekaan)," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com