Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Tempat Kerja Saya, yang Ber-KTP DKI Dipaksa Isi Formulir 'Teman Ahok'"

Kompas.com - 28/03/2016, 06:26 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga Senin (28/3/2016), kelompok relawan Teman Ahok berhasil mengumpulkan formulir KTP warga lebih dari 300.000.

Formulir ini merupakan syarat bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen.

(Baca juga: Heru Budi: Mudah-mudahan Tuhan Lindungi "Teman Ahok" ).

Sebelumnya, Teman Ahok telah mengumpulkan 700.000 lebih data KTP warga.

Namun, pengumpulan data KTP itu diulang karena formulirnya ketika itu belum mencantumkan nama bakal calon pendamping Basuki. 

Setelah dilakukan pengulangan dengan mencantumkan nama Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budihartono sebagai calon pendamping Basuki, Teman Ahok hingga kini berhasil mengumpulkan lebih dari 300.000 formulir dukungan warga.

Lantas, apakah semua dukungan tersebut ikhlas diberikan? Netizen pemilik akun Twitter @Nayay_yan, mengatakan bahwa ada arahan dari atasannya untuk mengisi formulir Teman Ahok. 

"Di tpat kerja sy yg ber ktp dki di paksa isi formulir ini, sy tolak dgn tegas" tulisnya di akun Twitter, Senin (14/3/2016).

Tampak foto formulir Teman Ahok disertakan dalam kicauan tersebut. 

Pemilik akun @Nayay_Yan mengatakan bahwa atasannya mengarahkan untuk mengisi formulir Teman Ahok melalui surat edaran.

Namun, dia belum berniat melapor karena menilai belum ada tekanan yang berarti dari bosnya. Pemilik akun juga tidak menyebut nama perusahaan tempat ia bekerja.

"Isunya klo yg ga mau isi formulir tsb, kelak klo yg jadi ahok lg bkal di deportasi dr jakarta kan lucu," ujar dia.

(Baca juga: Habiburokhman Terjun dari Monas jika "Teman Ahok" Capai 1 Juta KT).

Menanggapi informasi dari akun Twitter itu, penggagas Teman Ahok, Singgih Widyastono mengatakan bahwa sejak awal Teman Ahok tidak pernah melakukan pemaksaan dalam mengumpulkan KTP.

"Kalau dari Teman Ahok sendiri kita tidak pernah mewajibkan siapapun yang enggak dukung untuk harus dukung," ujar Singgih.

Ia berharap seluruh formulir KTP yang sudah masuk ke Teman Ahok merupakan formulir yang diisi dengan ikhlas.

Namun, gerakan pengumpulan KTP ini diakuinya semakin masif. Tidak jarang Teman Ahok mendapatkan kiriman puluhan bahkan ratusan formulir yang sudah terisi.

Teman Ahok juga tidak dapat mengonfirmasi satu per satu apakah benar dukungan tersebut diberikan dengan ikhlas.

"Memang di luar monitor kita. Kita kan enggak bisa mengawasi sampai ke perusahaannya. Misalnya harus diawasi mereka mengisi dipaksa atau tidak, kita enggak bisa sampai seperti itu," ujar Singgih.

"Harapannya sih tidak ada pemaksaan benar-benar dari pribadi masing-masing," tambah dia.

(Baca juga: Wiranto: Enam Organisasi Hanura Siap Bantu Kumpulkan KTP untuk Ahok!).

Juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas mengatakan, sebenarnya Teman Ahok juga melakukan verifikasi secara acak terhadap formulir yang diterima.

Dari ratusan formulir, dipilih beberapa nama yang kemudian dihubungi untuk dipastikan dukungannya kepada Ahok dan Heru.

"Tapi ya enggak bisa ditelpon semua hanya beberapa saja dipilih secara acak," ujar Amalia.

 

Formulir dukungan yang disampaikan warga ini juga masih harus diverifikasi Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta.

Verifikasi KUPD DKI akan dilakukan setelah pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dibuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com