Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelesir ke Australia, Wahyu Akui Punya Kedekatan dengan Menteri Yuddy

Kompas.com - 05/04/2016, 07:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Biasanya, ketika anggota DPRD DKI ingin mengambil cuti dari kegiatan Dewan, maka cukup dengan membuat surat izin kepada ketua fraksi masing-masing. Selain itu juga kepada pimpinan Dewan.

Dalam kasus anggota DPRD dari Fraksi Partai Hanura, Wahyu Dewanto, dia bahkan membuat tembusan surat ijin kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandy ketika ingin berlibur ke Australia. Padahal seharusnya cukup kepada Ketua Fraksi Hanura Mohamad Sangaji saja.

Dalam surat edaran permintaan fasilitas yang beredar, Wahyu juga disebut sebagai kolega dekat Menteri Yuddy yang sama-sama dari Hanura. Meski membantah validitas surat tersebut, Wahyu mengaku memang ada kedekatan khusus antara dia dengan Yuddy.

"Hubungan saya dengan Pak Yuddy memang dekat. Dulu sama-sama di Golkar, pindah ke Hanura juga bareng dengan beliau. Saya masuk jadi anggota Dewan juga dibantu beliau," ujar Wahyu di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (4/4/2016).

Wahyu mengatakan dia dan Yuddy juga sering berolahraga bersama. Mereka berdua begitu menyukai olahraga tenis dan sering bertanding berdua. Wahyu mengatakan dia sudah menganggap Yuddy seperti seniornya dalam segala bidang.

"Sudah kayak senior saya lah, di bidang politik sampai olahraga," ujar Wahyu.

Surat izin yang ditembuskan kepada Yuddy pun hanya bermaksud sebagai pemberitahuan saja. Wahyu mengatakan hal itu biasa dilakukan supaya kepergiannya diketahui oleh pihak lain.

"Jadi kalau ke Pak Yuddy bukan untuk minta ijin. Tapi kan Pa Yuddy kader Hanura saya juga Hanura. Sebagai kader yang baik harus lapor lah biar gampang kalau dicari. Kalau minta ijin tetap ke fraksi," ujar Wahyu.

Namun, dia membantah bahwa kedekatannya itu dia manfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi. Misalnya dengan menjadikannya cara untuk meminta fasilitas dan akomodasi dari negara. Wahyu memastikan bahwa semua keebutuhan dia selama di Australia bersama keluarga ditanggung oleh uang pribadinya.

"Selama saya di Australia, enggak ada satupun saya pakai fasilitas pemerintah dalam hal ini Konjen," ujar Wahyu. (Baca: Hanura Minta Wahyu Dewanto Klarifikasi Surat Kemenpan dan Liburannya ke Sydney)

Sebelumnya, beredar sebuah foto yang memperlihatkan selembar surat berkop Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) ke Kementerian Luar Negeri yang berisikan permintaan agar Konsulat Jenderal RI di Sydney menyediakan fasilitas transportasi dan akomodasi kepada Wahyu.

Penyediaan fasilitas transportasi dan akomodasi dilakukan selama Wahyu berkunjung ke Sydney dari 24 Maret-2 April. Dalam surat tersebut, Kemenpan-RB menyebut bahwa Wahyu merupakan kolega dari Menpan-RB Yuddy Chrisnandi, yang juga berasal dari Hanura. (Baca: Ini Pengakuan Anggota DPRD DKI yang Berlibur dan Minta Difasilitasi Menteri Yuddy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com