Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Terminal Depok Terbengkalai

Kompas.com - 19/04/2016, 17:13 WIB

DEPOK, KOMPAS — Belum jelasnya proyek revitalisasi Terminal Depok di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, membuat pelayanan di terminal itu tak maksimal.

Sebagian bangunan sudah dirobohkan dan bangunan yang tersisa tidak terawat sehingga berdampak pada kenyamanan dan keamanan pengguna terminal.

Menurut Kepala Terminal Depok Reynold John, Senin (18/4), kerja sama telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dengan pihak swasta, yaitu PT Andika Investa Muttaqin, sejak tahun 2011 dalam bentuk bangun-guna-serah (build-operate-transfer/BOT).

Pihak swasta itu nantinya akan menyerahkan terminal kepada Pemkot Depok setelah jangka waktu 30 tahun.

Tahun 2014, sebagian bangunan di terminal telah dirobohkan sebagai persiapan pembangunan terminal baru. Namun, hingga saat ini belum terlihat kegiatan pembangunan.

Menurut rencana, terminal Depok akan dibuat menjadi terminal terpadu dengan Stasiun KA Depok Baru yang letaknya berdekatan.

Selain itu, akan ada kawasan komersial yang juga dibangun di areal seluas lebih kurang 2,5 hektar itu.

"Dengan belum jelasnya kondisi ini, pengaruhnya sangat besar pada kenyamanan dan keamanan di terminal. Sebab, sekalipun kami tetap memungut retribusi, tak ada lagi anggaran pemeliharaan sehingga kondisi bangunan yang ada masih seperti ini," ujar John, menunjuk ruang kantornya yang sempit dan gelap.

Hanya tersisa satu bangunan utama berlantai dua di terminal itu. Sebagian bangunan digunakan untuk kantor petugas terminal dan sisanya dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan otobus dan warung-warung makan.

Hanya tersedia sedikit tempat duduk untuk calon penumpang. Selain itu, selama ini penumpang KRL yang mengakses stasiun melalui pintu ITC Depok hanya dapat melewati pintu itu hingga pukul 22.00.

Selepas waktu tersebut, penumpang harus memutar lebih jauh melalui pintu lain.

Padahal, jika terminal sudah dibangun dan terkoneksi dengan stasiun, warga dapat langsung menuju terminal untuk berganti moda.

"Hal lain, saat ini kondisi terminal sangat terbuka. Siapa saja bisa masuk, dari mana saja. Ini sangat berpengaruh pada keamanan di terminal," kata John.

Ia menambahkan, angkutan yang paling banyak beroperasi di terminal itu adalah angkutan kota, yakni sebanyak 2.886 unit dari 18 trayek.

Selain itu, ada bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang sebagian besar melayani jurusan ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan bus-bus kota.

Bus pengumpan transjabodetabek yang sebelumnya sempat diuji coba selama empat bulan sudah tak beroperasi lagi karena minim peminat.

Seorang warga Kecamatan Sukmajaya, Depok, Endang (56), mengatakan, ia tak berani masuk ke dalam Terminal Depok itu untuk naik angkutan umum.

"Di terminal malah tidak nyaman. Sudah begitu, angkot ngetem-nya lama. Belum lagi kalau hujan, becek di mana-mana," tuturnya.

Sementara itu, di Kecamatan Cimanggis, Pemkot Depok juga membangun Terminal Jatijajar dengan dana sebesar Rp 48 miliar sejak 2010.

Sebagian besar bangunan terminal ini sudah selesai dibangun, tetapi terminal masih sepi. Sebagian bangunan di bagian belakang belum tuntas.

Beberapa angkot terlihat terparkir di pintu masuk terminal. "Belum tahu kapan terminal ini mau dibuka. Sepi terus di sini, buat istirahat saja," tutur seorang sopir angkot jurusan Cibinong-Depok, Agus (38).

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Depok Fitriawan hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi mengenai status kedua terminal tersebut.

Jalan layang transjakarta

Di Jakarta, pengerjaan struktur atas proyek jalan layang jalur khusus bus transjakarta Koridor XIII terus berlangsung.

Pembangunan halte masih belum dilakukan karena menunggu rampungnya pemasangan box girder atau balok beton di jalan layang yang membentang sepanjang 9,3 kilometer (km) itu.

PT Hutama Karya yang mengerjakan paket Taman Puring sepanjang 1,3 km dari tiang penyangga P-1 hingga P-27 bertanggung jawab membuat halte yang terintegrasi dengan stasiun MRT di bawah jalur layang itu.

Menurut rencana, halte akan dibangun di perempatan CSW tak jauh dari kantor PLN Bulungan.

Pelaksana struktur jalan layang paket Taman Puring, Dadan Juanda, Senin, mengatakan, rencana pembangunan halte akan dilakukan setelah ruas jalan layang tuntas.

Ia pun mengatakan belum tahu apakah halte dan stasiun itu akan terintegrasi atau tidak.

"Kalaupun terintegrasi, kemungkinan akan dibuat JPO (jembatan penyeberangan orang) ke stasiun MRT yang letaknya di depan Blok M Plaza, atau sekitar 2 kilometer dari rencana posisi halte," ujarnya.

Di tempat lain, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono belum bisa memaparkan bagaimana konsep integrasi halte transjakarta Koridor XIII dengan stasiun MRT.

"Konsep sudah kami buat, tetapi belum bisa disampaikan karena belum koordinasi dengan pihak MRT," ujarnya.

Meski demikian, ia menjamin masyarakat tak akan kesulitan untuk mencapai halte layang.

"Akan ada halte yang aksesnya terintegrasi dengan gedung di dekatnya, kemudian akan ada halte yang menggunakan lift," kata nya. (UTI/C06)

 

---

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 April 2016, di halaman 28 dengan judul "Pembangunan Terminal Depok Terbengkalai".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com