Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Sanusi Jadi Tersangka KPK, Tak Terdengar Lagi Kritik Taufik untuk Ahok

Kompas.com - 20/04/2016, 09:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik termasuk salah seorang pimpinan Dewan yang vokal dan sering mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Berbagai kritikan pedas pernah dilontarkan.

Taufik pernah berpendapat bahwa Ahok belum tentu dapat maju, apalagi memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017. Ada dua hal yang disebut Taufik akan membuat Ahok jatuh dengan sendirinya.

Hal pertama, kata Taufik, adalah kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang telah dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Taufik mengatakan, kasus itu bisa menjadi hal yang menjatuhkan Ahok.

Hal kedua adalah soal verifikasi formulir KTP. Politisi Partai Gerindra itu yakin Ahok akan kewalahan memenuhi syarat maju sebagai calon gubernur melalui jalur independen meski mendapat bantuan dari relawan pendukungnya.

"Ahok mah enggak usah dijatuhin, entar juga jatuh sendiri," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (14/3/2016).

Bahkan, tidak jarang Taufik mendoakan Ahok menjadi tersangka dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Doa tersebut ia ucapkan berkali-kali sejak tahun lalu.

Lalu bukannya Ahok yang menjadi tersangka, justru adik kandung Taufik, Mohamad Sanusi, yang kini diduga menerima suap.

Sanusi dijadikan tersangka oleh KPK atas kasus dugaan menerima suap dalam pembahasan raperda tentang reklamasi. Sejak saat itu, Taufik mulai bungkam.

Satu hari setelah Sanusi ditangkap KPK, Taufik sempat menggelar konferensi pers untuk menjawab segala pertanyaan wartawan.

Setelah hari itu, dia seolah hilang bagai ditelan bumi. Tidak ada satu pun nomor telepon yang bisa dihubungi.

Bolak-balik, Taufik dipanggil penyidik KPK untuk memberi keterangan dalam kasus dugaan suap raperda reklamasi itu. Posisinya sebagai Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) yang membahas segala raperda membuat KPK memerlukan keterangannya.

Saat keluar dari KPK, kakak dari tersangka kasus dugaan suap pembahasan raperda tentang reklamasi, M Sanusi, itu diam ketika ditanya mengenai adanya pertemuan di rumah bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan.

Taufik hanya bergegas masuk ke dalam mobilnya. Sebuah situasi yang jauh berbeda ketika dia datang ke KPK untuk bertanya kepada penyidik tentang kelanjutan kasua Sumber Waras yang dia sebut melibatkan Ahok.

Pada saat itu, ketika keluar dari KPK, dengan lantang dia mengumumkan bahwa proses penyelidikan Sumber Waras ini masih berlangsung. Dia sempat menjadwalkan untuk sebulan sekali mendatangi KPK untuk memantau proses penyelidikannya.

Tak disangka, Taufik kini malah sering datang ke KPK terkait kasus yang menjerat adiknya.

Tak lagi pimpin rapat

Perubahan sikap Taufik juga terasa di Gedung DPRD DKI Jakarta. Dulu, Taufik dikenal sebagai pimpinan Dewan yang selalu datang ke kantornya setiap hari tepat pukul 09.00 WIB.

Ajudannya, Riki Sudani, selalu mengawal kegiatan Taufik di gedung itu seharian. Dalam satu hari, Taufik bisa memimpin berbagai macam rapat. Bergerilya dari satu rapat ke rapat lainnya. Dari menerima tamu, membahas raperda, hingga memimpin paripurna. Namun, itu dulu. Setelah Sanusi ditangkap, Taufik jarang sekali ke ruangannya di DPRD.

Dia juga jarang memimpin rapat apa pun. Ketika datang ke ruangannya, stafnya akan mengatakan bahwa Taufik tidak datang atau bahkan sudah pulang, meskipun hari masih siang.

Kompas TV M Taufik Enggan Komentar Usai Diperiksa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com