Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Siapapun yang Melawan Ahok Akan Membangun Koalisi Gemuk"

Kompas.com - 19/05/2016, 07:49 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana koalisi gemuk yang digulirkan diyakini akan menampung banyak partai. Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan besar kemungkinan koalisi gemuk dibuat untuk melawan bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Siapapun yang melawan Ahok akan berusaha membangun koalisi gemuk," ujar Yunarto kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2016).

Secara logika, partai-partai yang nantinya tergabung dalam koalisi gemuk akan mengusung calon gubernur dan wakil gubernur dari partai. Sampai saat ini, Ahok belum menunjukkan minat untuk maju pada Pilkada DKI 2017 melakui parpol. Ahok lebih memilih maju melalui jalur independen.

Sehingga, kata Yunarto, sudah pasti Ahok tidak masuk dalam kriteria yang didukung koalisi gemuk.

"Jadi koalisi gemuk pasti melawan Ahok dong enggak mungkin mendukung Ahok," ujar Yunarto.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik membantah bahwa wacana koalisi gemuk dimunculkan untuk melawan Ahok. Kata Taufik, koalisi ini semata-mata untuk mencari pemimpin tang baik untuk Jakarta.

Padahal, kata Yunarto, wajar-wajar saja jika mereka mengakui bahwa koalisi gemuk untuk melawan Ahok. "Saya pikir malah sah-aah saja melawan Ahok, itu kan bagian dari Pilkada," ujarnya.


Partai pendukung Ahok tidak masuk koalisi gemuk

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan komunikasi politik menuju koalisi besar sedang terlaksana.

"Kalau koalisi besar kan artinya kita akan komunikasikan dengan partai lain seperti dengan Demokrat, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), dan Partai Golkar," ujar Taufik.

Taufik mengatakan komunikasi yang dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi soal permasalahan di Jakarta. Jika pikiran sudah sama, kata Taufik, koalisi akan mudah terbangun.

Sementara itu, Taufik mengatakan dua partai yaitu Partai Hanura dan Partai Nasdem kemungkinan tidak akan bergabung dalam proses komunikasi politiknya. Oleh karena itu, kemungkinan berkoalisi dengan kedua partai tersebut pun kecil.

"Kami kalau mau ngomong sama mereka, sudah ada temboknya," ujar Taufik.

Partai Hanura dan Partai Nasdem merupakan dua partai yang sudah mendeklarasikan diri mendukung bakal calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama. Dua partai tersebut bersedia tidak turut serta dalam Pilkada DKI 2017 jika Basuki memilih maju lewat jalur independen.

Kompas TV Beragam Cara Demi Kursi DKI 1


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com