Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2016, 13:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — 
Sejumlah pengurus RT dan RW di DKI Jakarta menyampaikan protes mengenai aplikasi Qlue kepada anggota DPRD DKI Jakarta pada pekan lalu. Pengurus RT dan RW itu menuntut dihapusnya sistem pemberian insentif berbasis laporan aplikasi Qlue dan tambahan kewajiban lainnya.

Beberapa warga RW 01 Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, mengetahui adanya protes pengurus RT dan RW tersebut.

"Kalau saya setuju, apa susahnya kan foto saja? Misalnya ada kerusuhan, ada ojek tiba-tiba berantem kan tinggal foto nanti kelurahan tahu, atau ada got mampet misalnya," kata Iwan (35), warga RT 15 RW 01, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, kepada Kompas.com, Senin (30/5/2016).

Iwan memandang aplikasi Qlue justru memudahkan RT dan RW. Namun, ia mengaku memaklumi adanya pengurus sejumlah RT dan RW yang protes.

"Namanya pro dan kontra ya, nanti dilihat banyakan yang mana (yang menolak dan yang tidak). Wajar kalau dia menolak. Alasan dia apa, dari situ tinggal dilihat apa ini perlu laporan Qlue dilanjutkan atau tidak," ujar Iwan.

Senada dengan Iwan, seorang warga RT 15 RW 01 lainnya juga mengatakan, aplikasi Qlue memudahkan para ketua RT atau RW untuk membuat laporan mengenai masalah yang tejadi di lingkungannya.

"Sebenarnya, menurut saya enggak masalah, itu lebih efisien. Artinya, sekarang tinggal foto enggak perlu ke kelurahan lagi kan," ujar warga yang menolak disebutkan namanya itu.

Sementara itu, Ketua RW 01, Kecamatan Makasar, Wino, belum dapat ditemui lantaran yang bersangkutan menurut keluarga sedang ke luar kota. Adapun Bendahara RW 01 Mahmud Ujang juga belum dapat ditemui di rumahnya.

Sebelumnya, puluhan pengurus RT dan RW mengancam akan mundur jika tetap dipaksa untuk membuat laporan via Qlue setiap hari. Mereka mengadu kepada Komisi A DPRD DKI Jakarta. Bahkan, mereka mengancam akan memboikot Pilkada DKI Jakarta 2017.

Setiap aduan Qlue dihargai Rp 10.000. Qlue merupakan aplikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk wadah penampung semua kepentingan warga. Warga dapat mengadukan semua kejadian, seperti macet, jalan rusak, banjir, penumpukan sampah, hingga pelayanan yang tak maksimal di DKI dan rumah sakit lewat tulisan ataupun foto.

Kompas TV Polemik Pelaporan RT/RW (Bag 2)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Jadwal Konser dan Festival Musik Tahun 2024 di Jakarta

Jadwal Konser dan Festival Musik Tahun 2024 di Jakarta

Megapolitan
Tarif Tol JORR Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol JORR Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK48A Stasiun Tebet-Karet

Rute Mikrotrans JAK48A Stasiun Tebet-Karet

Megapolitan
Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Megapolitan
Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Megapolitan
Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Megapolitan
Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Megapolitan
Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

Megapolitan
Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Megapolitan
Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

Megapolitan
Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Megapolitan
Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com