Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halte Layang di Koridor Ciledug-Kapten Tendean Tak Ramah

Kompas.com - 06/06/2016, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Akses ke sejumlah halte transjakarta di jalur layang Ciledug-Kapten Pierre Tendean diyakini bakal menyulitkan pengguna. Dengan tinggi 20,7 meter dan lebar 1-1,5 meter, halte sulit dicapai calon penumpang bus, khususnya orang tua, anak-anak, dan penyandang disabilitas.

Proyek jalan layang ini memang belum selesai. Akan tetapi, hingga awal Juni, pembangunan fisik sudah mendekati utuh, antara lain tiang-tiang beton nyaris sudah tegak di sepanjang 9,3 kilometer koridor ini. Gelagar (box girder) juga sebagian telah terpasang menampakkan jalur jalan jauh di atas tanah.

Aktivitas pembangunan proyek jalan layang khusus untuk jalur transjakarta Koridor 13 ini antara lain terlihat di Jalan Wolter Monginsidi, Sabtu (4/6). Sejumlah pekerja tampak memasang pilar beton dan memindahkan material dengan kendaraan.

Sementara, berseberangan dengan Jalan Wolter Monginsidi, tepatnya di Jalan Trunojoyo, aktivitas proyek jalan layang transjakarta masih terhenti.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean - Blok M - Ciledug masih dalam tahap proses pemasangan Boks Girder dan ekspantion Join serta beberapa pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Parapet serta Shelter Bus Transjakarta di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016). Proyek jalan layang sepanjang 9,4 kilometer tersebut merupakan salah satu upaya mengintegrasikan transportasi umum antarwilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Proyek dijadwalkan selesai pada akhir 2016.

”Pekerjaan jalan layang itu sudah terhenti sekitar tiga bulan,” ujar Roni (38), petugas keamanan di dekat lokasi, Jumat.

Pekerjaan jalan layang transjakarta di Jalan Trunojoyo terhenti akibat kekhawatiran jalan layang itu mengganggu mobilitas petugas kepolisian. Pihak-pihak terkait, baik dari kepolisian maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mendiskusikan solusi masalah ini.

Di luar Trunojoyo, aktivitas proyek dipastikan terus berjalan. Ketinggian pilar beton yang telah didirikan di Jalan Wolter Monginsidi, misalnya, berkisar 8-10 meter. Pada ruas jalan ini, terdapat sejumlah balok beton yang sudah tersambung.

Pilar-pilar beton juga telah terbangun di sejumlah titik, seperti di Seskoal, Kebayoran Lama, dan Taman Puring. Beberapa alat berat tampak terus digunakan di lokasi-lokasi itu. Ketinggian pilar beton di sejumlah titik mencapai sekitar 20 meter, seperti di atas ITC Cipulir dan di atas jembatan Jalan Tol Lingkar Luar W2.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Proyek pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean - Blok M - Ciledug masih dalam tahap proses pemasangan Boks Girder dan ekspantion Join serta beberapa pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Parapet serta Shelter Bus Transjakarta di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016). Proyek jalan layang sepanjang 9,4 kilometer tersebut merupakan salah satu upaya mengintegrasikan transportasi umum antarwilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Proyek dijadwalkan selesai pada akhir 2016.

Sebuah jembatan penyeberangan orang (JPO) di Seskoal juga telah berdiri. Di tengah JPO, terdapat tangga penghubung menuju halte yang belum terbangun. Dari sepanjang jalur transjakarta Koridor 13, belum terlihat ada halte yang terbangun.

Jalan layang Ciledug-Kapten Pierre Tendean dibangun sepanjang 9,3 kilometer. Jalan yang direncanakan khusus untuk jalur transjakarta itu membentang dari Ciledug melalui Kebayoran Lama, Trunojoyo, hingga Tendean. Proyek terbagi dalam delapan segmen yang dikerjakan kontraktor berbeda di setiap segmen. Pengerjaan fisik ditargetkan rampung pada 2016.

Kegagalan infrastruktur

Namun, pengamat kebijakan transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Tory Damantoro, Jumat, menyatakan, pembangunan akses halte menunjukkan kegagalan perencanaan infrastruktur. Sebab, desainnya menyulitkan calon penumpang. Padahal, pembangunan jalan layang khusus transjakarta ini tujuan utamanya untuk menambah infrastruktur angkutan umum dan menjaring lebih banyak pengguna transportasi publik.

”Desainnya seolah hanya untuk orang muda dan sehat. Padahal, infrastruktur itu dibangun untuk meningkatkan jumlah pengguna dan mengintegrasikan dengan moda angkutan umum lain, khususnya MRT (angkutan massal cepat),” kata Tory.

 Menurut Tory, rekomendasi atas desain akses menuju halte telah disampaikan sejumlah lembaga sejak dua tahun lalu, termasuk MTI dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Namun, masukan tidak diakomodasi dalam desain proyek pembangunan senilai Rp 2,5 triliun yang dimulai akhir 2014 itu.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pekerja menurunin tangga dalam proyek pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean - Blok M - Ciledug masih dalam tahap proses pemasangan Boks Girder dan ekspantion Join serta beberapa pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Parapet serta Shelter Bus Transjakarta di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016). Proyek jalan layang sepanjang 9,4 kilometer tersebut merupakan salah satu upaya mengintegrasikan transportasi umum antarwilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Proyek dijadwalkan selesai pada akhir 2016.

Sekretaris DTKJ David Tjahjana menilai, tinggi jembatan penghubung halte tidak manusiawi. ”Saat audiensi di Dinas Bina Marga (DKI Jakarta) dua tahun lalu, desain sudah dikeluhkan banyak pihak. Akhirnya, muncul rekomendasi agar dilengkapi lift atau eskalator. Sayangnya, tak ada fasilitas (lift/eskalator) itu,” ujarnya.

Menurut David, tujuan mendongkrak pengguna angkutan umum tidak akan tercapai apabila infrastruktur pendukungnya tidak nyaman. Selain diturunkan ketinggiannya, akses dengan lift atau eskalator harus dibangun untuk mengakomodasi pengguna lansia dan penyandang disabilitas. Integrasi dengan MRT juga perlu dimudahkan karena pengguna transjakarta merupakan potensi terbesar penumpang MRT.

Tangga-eskalator

Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo, Sabtu, menjelaskan, pembangunan jalan layang transjakarta rute Ciledug Blok Tendean terus berjalan. Di trek melayang sepanjang 9,3 km itu akan dilengkapi 12 halte, dengan 3 halte di antaranya akan dikombinasikan dengan eskalator.

Lebih lanjut Heru memaparkan, pembangunan jalan layang Cileduk Blok Tendean yang saat ini terus berjalan merupakan pembangunan yang sudah dimulai dari akhir tahun 2014. Sesuai dengan desain awal, yakni rute bus transjakarta yang melayang, ada ketinggian yang bervariasi.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pekerja melintas saat proyek pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean - Blok M - Ciledug masih dalam tahap proses pemasangan Boks Girder dan ekspantion Join serta beberapa pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Parapet serta Shelter Bus Transjakarta di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016). Proyek jalan layang sepanjang 9,4 kilometer tersebut merupakan salah satu upaya mengintegrasikan transportasi umum antarwilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Proyek dijadwalkan selesai pada akhir 2016.

Untuk memudahkan pengguna transjakarta mengakses halte, ujar Heru, sesuai pembahasan bersama dengan PT Transjakarta, halte di bawah 13 meter akan menggunakan tangga. Sementara halte di atas 13 meter akan ada kombinasi tangga dan eskalator.

Sesuai desain pembahasan 2014, ada tiga halte yang sementara nanti akan dikombinasikan dengan eskalator, antara lain halte Cipulir, Carrefour Kebayoran Lama, dan Simpang MRT (CSW). Halte transjakarta nanti akan berdekatan dengan stasiun MRT Sisingamangaraja.

”Tentunya, dari awal sebelum mulai, kami sudah koordinasi dengan dishub mengenai halte dan akses menuju halte. Memang desain dari awal (sesuai koordinasi dahulu) seperti itu,” ujarnya.

Terkait dengan pembangunan di Jalan Trunojoyo yang melewati Mabes Polri yang melewati Mabes Polri, Heru menjelaskan, sebenarnya tidak ada masalah, kegiatan berjalan dengan normal. Saat ini tengah diselesaikan detail pekerjaan onramp bersama pihak kepolisian sehingga jalur itu tidak menimbulkan gangguan di kawasan tersebut.

(MKN/HLN/C08)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juni 2016, di halaman 26 dengan judul "Halte Layang Tak Ramah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com