Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Muhammad Ali Saat Traktir Orang di Restoran McDonald's Jakarta

Kompas.com - 09/06/2016, 21:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Almarhum Muhammad Ali ternyata pernah ke Jakarta dan mentraktir orang-orang tidak mampu untuk makan di restoran cepat saji McDonald's.

Kejadian itu diceritakan oleh Yank Barry, pendiri Global Village Foundation, teman dekat Ali. Kisah itu juga kemudian ditulis dalam blog yayasan tersebut oleh Jackie Bigford.

Diceritakan, Ali mengunjungi Jakarta sekitar tahun 1996. Kemudian ia merasa lapar dan ingin mencicipi makanan khas Amerika, fast food. Sekitar pukul 07.00 WIB, ia pun menyebut ingin makan di restoran McDonald's. Restoran itu dikatakan hanya berjarak satu blok dari hotel tempatnya menginap ketika itu, Hotel Hilton.

Ali kemudian berangkat dari hotel bersama rekannya, Yank. Namun, sepanjang perjalanan dengan berjalan kaki itu, banyak orang yang melihatnya dan kemudian mengikuti dari belakang.

Tak lama, Ali pun sampai, lalu memesan Egg Muffin dan kopi seraya menawarkan ke rekannya, Yank. "Kamu mau apa?" Pertanyaan itu kemudian berurutan ke setiap orang yang ada dan mereka kompak menjawab, "Kami mau apa yang Anda pesan." 

Melihat itu, Ali pun bertanya ke Yank, "Kamu bawa uang banyak kan?" Lalu dijawab Yank, "Tentu". Ali pun langsung bersuara, "Sarapan di sini, saya yang traktir semua."

Setelah mentraktir semua orang di restoran itu, tagihan pun datang. Saat itu tagihannya sekitar 180 dollar AS (belum diketahui dalam jumlah rupiah). Namun, ternyata Yank hanya membawa 130 dollar AS. Saat itu, belum ada mesin ATM debit dan Yank akhirnya harus ke bank untuk mencairkan selisihnya, 50 dollar AS. Ketika itu, restoran dipadati sekitar 100 orang.

Sempat dipalak

Kejadian lucu lainnya, suatu sore Ali dan Yank berjalan-jalan sore tanpa pengawalan. Saat di luar hotel, Yank berjalan terpisah dari Ali. Lalu, tiba-tiba Yank dihampiri oleh sekitar lima orang berbadan besar dan tegap.

"Kamu mau ke mana?" kata orang-orang itu. Saat itu, Yank melihat Ali dan sebaliknya Ali juga melihat apa yang terjadi pada Yank. Namun, Ali pura-pura tidak tahu apa yang terjadi pada Yank.

Diduga, lima orang itu hendak memalak Yank. "Berikan uang dan jam tangan kamu!" kata orang-orang itu.

Yank kemudian memanggil Ali, tetapi Ali pura-pura tidak dengar. Melihat hal itu, Yank akhirnya mengeluarkan dompet karena orang-orang itu dianggapnya akan memukul.

Saat Yank mengeluarkan dompet, Ali dan beberapa temannya kemudian menghampiri. Saat itu para pemalak tadi melihat Ali dan berucap "Muhammad Ali". Lalu Ali berkata, "Ini teman saya." Tak lama kemudian, Yank memasukkan kembali dompet dan jam tangannya.

Dikabarkan, Yank dan Ali sudah menjadi teman dekat selama puluhan tahun. Mereka sudah sering memberi makan jutaan orang yang kelaparan. Ketenaran Ali telah memberikan jalan Global Village Foundation memberi makanan ke daerah-daerah konflik.

Selengkapnya cerita itu bisa dilihat di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com