Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Ahok, Eksperimen Demokrasi

Kompas.com - 15/06/2016, 05:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Let us never forget that government is ourselves and not an alien power over us. The ultimate rulers of our democracy are not a president and senators and congressmen and government officials, but the voters of this country.

--Franklin D. Roosevelt

Mantan Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt pernah mengingatkan, tuan sesungguhnya atas demokrasi adalah masyarakat, bukan presiden, anggota parlemen, atau pejabat negara.

Tersirat di dalamnya, segala prasarana praktik demokrasi seyogianya mendekatkan dan melibatkan publik sebab proses demokrasi bukan milik elit politik.

Di Pilkada DKI Jakarta saya sebenarnya berharap Ahok tetap maju di jalur perseorangan. Saya tidak ingin menihilkan peran partai politik. Saya hanya berharap menyaksikan sebuah eksperimen demokrasi di jantung politik Indonesia yaitu Jakarta.

Ahok, Teman Ahok, dan jalur perseorangan yang ditempuhnya adalah eksperimen tentang otentisitas partisipasi publik yang sejatinya merupakan tuan atas sistem demokrasi kita sebagaimana disebut Roosevelt.

Ahok kini berada di simpang jalan, apakah tetap maju melalui jalur perseorangan atau melalui partai politik. Jalur partai yang dulu rasanya musykil dilalui kini terbuka lempang menyusul dukungan resmi yang dinyatakan Partai Golkar, Selasa (14/6/2016).

Dukungan Golkar menggenapi dukungan dua partai sebelumnya, Nasdem dan Hanura. Dengan dukungan tiga partai ini, syarat minimal 20 persen total kursi DPRD DKI Jakarta terpenuhi, yaitu 24 kursi.

Sebelumnya, saat “digoda” Megawati agar maju bersama PDI-P berpasangan dengan Djarot Saeful Hidayat, Ahok mengatakan ia sudah telanjur berkomitmen pada Teman Ahok untuk maju melalui jalur perseorangan.

Dengan dukungan Golkar yang tidak memiliki “prasyarat mekanisme partai” seperti PDI-P, akankah Ahok tergoda untuk meninggalkan Teman Ahok?

Jalur partai politik memang memberi banyak keuntungan bagi Ahok. Setidaknya, untuk jangka pendek, ia tidak perlu dipusingkan lagi oleh proses verifikasi faktual dukungan yang memberatkan.

Untuk jangka panjang, jika kembali memenangi pilkada, Ahok akan punya tandem koalisi di parlemen daerah untuk mengelola berbagai program pemerintah provinsi. Tidak ada lagi keributan yang tidak perlu dengan legislatif seperti beberapa waktu lalu.

Jalur perseorangan

Saya berharap Ahok tetap maju di jalur peseorangan. Agak konyol memang karena ia harus meninggalkan jalan terbuka nan lempang di partai politik. Juga berisiko karena ia bisa gugur dalam tahap verifikasi faktual yang sulit.

Tapi, bukankah ia berulangkali menyatakan tak soal jika harus gugur atau kalah dalam pertarungan ini? Lagipula, tidakkah meninggalkan Teman Ahok berarti juga mencederai dukungan publik?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com