Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepentingan Golkar di Balik Keputusan Mendukung Ahok

Kompas.com - 15/06/2016, 06:51 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Partai Golkar resmi memberikan dukungannya untuk bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Partai berlambang pohon beringin itu bersedia mengikuti keinginan Basuki alias Ahok yang berniat maju melalui jalur perseorangan.

Dukungan dari Golkar untuk Ahok secara resmi dideklarasikan  oleh pelaksana tugas Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai.

"Telah disepakati bahwa Golkar mendukung saudara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk calon gubernur pada 2017 yang akan datang," kata Yorrys di Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2016).

Menurut Yorrys, dukungan tersebut merupakan keputusan DPP Partai Golkar dan akan disosialisasikan kepada seluruh kader pada musyawarah daerah (Musda) DPD Golkar DKI pada 19 Juni 2016 mendatang.

Dukungan untuk Ahok, kata Yorrys, sudah digodok melalui berbagai macam kajian. Partai Golkar juga telah melakukan komunikasi dengan Partai Nasdem dan Hanura yang sudah lebih dahulu mendeklarasikan dukungannya untuk Ahok.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Nasdem dan Hanura, melakukan rapat dan sosialisasi dan sudah ketemu dengan teman dan relawan Ahok," ujarnya.

Yorrys juga mengatakan Golkar tidak mempermasalahkan jalur yang akan ditempuh Ahok pada Pilkada 2017. Golkar mempersilakan jika Ahok memilih jalur independen.

Menurut Yorrys, mendukung Ahok adalah pilihan rasional. Sebab, elektabilitas Ahok terbukti tinggi sehingga memiliki potensi besar untuk menang.

"Buat apa ngusung calon kalau untuk kalah?" ucap Yorrys.


Golkar yang butuh Ahok?

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai logis jika Partai Golkar mendukung Ahok maju dalam Pilgub DKI 2017. Hal itu berangkat dari sikap Golkar yang mendukung Presiden Joko Widodo, baik di pemerintahan maupun Pemilu Presiden 2019.

Qodari menilai, citra Ahok memang lekat dengan citra Jokowi. Bagi Golkar, kata dia, dukungan kepada Jokowi pun harus dilanjutkan dengan mendukung Ahok dalam Pilgub DKI.

Ia menilai, rencana dukungan tersebut bisa jadi merupakan upaya menarik kembali Ahok ke Golkar. Bukan hal yang mustahil jika di antara Ahok dan Golkar membicarakan hal itu.

"Harus diingat, Ahok pernah maju ke DPR lewat Golkar. Jadi sebenarnya Ahok bukan orang baru di Golkar," ujar Qodari.

"Jika nantinya Ahok memang kembali ke Golkar, itu suatu keuntungan yang besar bagi Golkar, khususnya pada Pemilu Legislatif 2019 nanti," tambah Qodari.

Qodari mengatakan, meski nantinya Ahok maju Pilgub DKI melalui jalur perseorangan, bagi Golkar, dukungan mereka kepada Ahok tetap akan meningkatkan citra partai di mata publik.

Hal itu nantinya akan berimbas pada Pemilu Legislatif 2019 mendatang. "Jadi meski Ahok maju melalui jalur perseorangan, Golkar tetap akan mendapat citra positif dan itu berguna bagi mereka pada Pemilu Legislatif 2019 karena saat ini Ahok memang tinggi elektabilitasnya," lanjut dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com