JAKARTA, KOMPAS.com - Penghargaan Adipura kerap dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pemerintah daerah dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaannya.
Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Tiap kota berlomba-lomba meraih penghargaan tersebut.
Sikap berbeda justru ditunjukkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia berulang kali mewanti-wanti anak buahnya untuk tidak mengejar Adipura.
Dia tidak ingin anak buahnya membersihkan kota hanya demi mendapat penghargaan. Seperti yang disampaikan Ahok pada Pembukaan Rakerda PKK DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/6/2016).
"Saya enggak mau lagi ada cerita Adipura. Jalan ini dirapihin, ada tim urusan Adipura juga. Pusing amat sama Adipura," kata Ahok.
Buat dia, yang terpenting adalah para PNS DKI terus bekerja melayani warga. Ia meminta anak buahnya terus bekerja tanpa melihat penghargaan.
Selain itu, lanjut dia, yang terpenting Jakarta terus bersih dan bebas sampah tiap harinya.
"Aku paling enggak demen tuh kalau ada kepala daerah dapat Adipura terus diarak keliling-keliling padahal daerahnya masih kotor gitu loh. Ngapain?"
"Lebih baik tiap jengkal jalan di kota Jakarta enggak ada sampah. Makanya saya bilang, enggak usah capek-capek pengin Adipura, yang penting bersih kota kita," kata Ahok.
Terakhir, DKI Jakarta mendapat penghargaan Adipura pada tahun 2013 lalu. Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan mendapat peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia.