Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Hilangnya Salah Satu Bayi Kembar Raudiah

Kompas.com - 16/06/2016, 09:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Hal tak biasa

Menyadari bayinya diduga hilang, Raudiah ingat tentang kejadian tak biasa yang terjadi selama proses persalinan sesar itu. Meski dibius, ia masih sadar dan bisa mendengar.

Saat proses persalinan, tim medis melakukannya sambil memutar musik kencang. Hal yang tak pernah wanita itu alami di rumah sakit lain saat melahirkan sebelumnya. Raudiah menaruh curiga ada upaya untuk mengecoh pendengarannya dari perbincangan tim medis saat proses persalinan.

"Saya sebelumnya sudah pernah melahirkan, tapi baru kali ini waktu melahirkan disetel musik kencang. Dulu saya melahirkan di RS Budhi Asih tidak begitu (ada musik)," kata Raudiah.

Dengan bukti hasil USG, ibu Raudiah, Kursia (56), pernah bertemu dengan Wakil Direktur RS HJ, dokter A, bersama dengan dokter Z yang menangani persalinan anaknya dan seorang perawat.

Namun, dokter Z terkesan tak mengacuhkan hasil USG. Lagi-lagi jawaban yang didapat malah bernada ancaman. Hal itu lantaran Kursia berniat membawa masalah ini ke proses hukum. Dokter Z mengatakan akan menuntut balik pihak keluarga kalau sampai dibawa ke ranah hukum.

Petinggi rumah sakit, dokter A, masih merespons baik dengan meminta keluarga membuat kronologi kejadian. Dokter A juga meminta nomor telepon dan alamat keluarga. Hilang sebulan tanpa kabar, Kursia menelepon lagi dokter A untuk bertanya mengenai kejelasan cucunya.

Namun, ujung-ujungnya kali ini dokter A yang mengancam akan menuntut balik. Akhirnya keluarga melaporkan kasus itu ke polisi. Namun, karena petugas belum menemukan pasal yang tepat, keluarga disarankan ke Komnas PA mengadukan hal tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com