Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok" Disebut Beri Fasilitas Gratis kepada Pengumpul Data KTP

Kompas.com - 22/06/2016, 17:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok "Teman Ahok" memberikan fasilitas gratis kepada para penanggung jawab (PJ) pengumpulan data KTP untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama maju lagi pada Pilkada DKI 2017 lewat jalur independen.

Fasilitas tersebut tidak termasuk uang Rp 500.000 setiap pekan jika mereka mencapai target 140 data KTP.

"Kami juga dapat fasilitas lain, seperti seragam, dapat printer, bahkan, yang kloter pertama dapat laptop," kata mantan PJ KTP Kelurahan Kamal, Paulus Romindo dalam sebuah jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).

Masih menurut Paulus, untuk Koordinator Posko atau setara tingkat kecamatan mendapatkan ponsel. Tercatat, ada 19 Koordinator Posko di seluruh DKI Jakarta.

Paulus menambahkan, fasilitas tersebut ditarik jika PJ keluar dari Teman Ahok.

Menurut dia, proses pengumpulan KTP di Teman Ahok juga seperti kerja di perusahaan. Pasalnya, setiap orang diberikan kontrak, honor dan target.

Sejumlah mantan PJ sebelumnya mengungkapkan adanya kecurangan dalam proses pengumpulan data KTP dukungan untuk Ahok. Kecurangan itu dilakukan dengan cara mengumpulkan data KTP yang sama sebanyak dua kali.

(PJ Pengumpul KTP "Teman Ahok" Mengaku Dipecat karena Berikan Data Ganda.)

Pihak Teman Ahok telah menanggapi tudingan itu dengan mengatakan bahwa mereka yang menggelar jumpa pers tentang adanya kecurangan itu merupakan orang-orang sakit hati yang telah dipecat dari Teman Ahok karena ketahuan berbuat curang. Pihak Teman Ahok juga menuding mereka sebagai orang-orang yang digerakan oleh sebuh ormas.

"Orang yang pernah bersentuhan dengan kita, namun kemudian tersingkir dalam gerakan, tiba-tiba datang dan menggembosi gerakan. Padahal mereka, Barisan Sakit Hati ini, tidak tahu banyak tentang Gerakan karena hanya bergabung di awal, ketahuan melanggar, dan tidak tahu perkembangan," Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dalam website resmi temanahok.com, Rabu.

Menurut Amalia, barisan sakit hati itu berhasil menemukan pihak yang berkepentingan yang mau memfasilitasi mereka, dan mereka bersedia dipolitisasi.

(Baca: "Teman Ahok" Sebut Pengakuan PJ Curang Disetir Salah Satu Ormas.)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com