JAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku prihatin atas kericuhan antar-suporter yang terjadi saat pertandingan sepak bola antara Persija dan Sriwijaya FC di Stadion Glora Bung Karno pekan lalu.
Dedi mengaku prihatin karena kekerasan ini terjadi di dunia olahraga.
"Inilah problem kita, suporter melakukan tindakan apa pun, termasuk (bisa) membunuh. Ini kan sangat luar biasa," kata Dedi selesai menjenguk anggota kepolisian yang dirawat di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Senin (27/6/2016).
(Baca juga: 15 Oknum Polisi Diperiksa Intensif karena Diduga Akan "Sweeping" Jakmania)
Menurut Dedi, ada masalah terkait suporter sepak bola Tanah Air yang perlu dibenahi.
Diperlukan kerja sama banyak pihak dalam mengubah perilaku suporter yang selama ini cenderung anarkistis.
"Ini enggak bisa ditangani dari sisi olahraga saja. Sosiolog, psikolog, aparat keamanan, termasuk pemerintah Kemenkum HAM, Kemendagri, harus bicara bersama-sama," ujar Dedi.
(Baca juga: Tujuh Orang Jadi Tersangka Kericuhan Jakmania)
Selain itu, Dedi menyinggung aksi ricuh yang menurutnya telah merambah ke sejumlah organisasi garis keras.
"Hari ini kan kita ada kegelisahan berbagai ormas yang beraliran keras. Kekerasan itu tidak cuma melanda (oknum) orang-orang yang berpikiran agama fundamental, tetapi juga melanda pada penggemar sepak bola yang sikapnya berlebihan," kata dia.