Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembuktian 1 Juta Data KTP "Teman Ahok" yang Tak Juga Puaskan Adian Napitupulu

Kompas.com - 30/06/2016, 09:54 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (29/6/2016) kemarin, "Teman Ahok" mengundang sejumlah pihak yang selama ini meragukan 1 juta KTP dukungan untuk Ahok-Heru untuk melihat perhitungan ulang jumlah KTP dukungan.

Namun, pihak-pihak yang meragukan tidak ada yang bersedia datang dengan argumen masing-masing.

Perhitungan ulang pun tetap dilakukan. Sejak pukul 11.00, 140 relawan melakukan perhitungan ulang bersama-sama, tepat pada hari ulang tahun Basuki Tjahaja Purnama ke-50 tahun.

Perhitungan ulang ini ternyata tak lepas dari pengamatan Adian Napitupulu. Politikus PDI-P ini menganggap tidak masuk akal perhitungan 1 juta KTP hanya dilakukan dalam waktu 7 jam.

Perhitungan anggota Komisi VII DPR RI itu bersumber dari data yang tersaji di media, seperti jumlah KTP, relawan dan waktu yang ditempuh untuk rekapitulasi.

 

KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Aktivis mahasiswa di era reformasi yang juga anggota Komisi VII DPR, Adian Yunus Yusak Napitupulu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2016)
Rekapitulasi itu dilakukan hanya dalam waktu tujuh jam oleh 140 relawan. Padahal rekapitulasi itu tidak hanya menghitung, tetapi juga menyortir data KTP ganda, mencocokkan antara KTP dan formulir dukungan.

Langkah selanjutnya adalah memasukan data-data pemilik KTP atau SIM, seperti nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan alamat.

Menurut perhitungan Ketua Dewan Pembina Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) itu, waktu yang dibutuhkan satu relawan dalam merekapitulasi satu KTP hanya 3,5 detik.

Waktu tersebut dianggap tak masuk akal lantaran setiap data KTP terdiri dari 16 angka NIK, minimal lima huruf nama, 12 hingga 14 angka dan huruf tempat tanggal lahir serta 30 angka dan huruf alamat.

"Kira-kira dalam 3,5 detik relawan Teman Ahok harus memeriksa KTP, membandingkan dengan Formulir Dukungan lalu menekan huruf atau angka di key board komputer minimal 63 kali dan maksimal bisa lebih dari 100 kali," kata dia.

Bantahan Teman Ahok

"Teman Ahok" pun menjawab keraguan Adian. Menurut salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, Adian terlalu banyak berkhayal. Ia menjelaskan, rekapitulasi tidak memasukan nama, NIK, dan alamat.

Rekapitulasi manual yang dilakukan Teman Ahok kemarin adalah menghitung ulang jumlah data KTP yang terkumpul.

"Kalau menghitung doang kan kekejar," kata Singgih di Markas Teman Ahok Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu.

Sementara itu, untuk input datanya, Teman Ahok hanya melanjutkan dari 750.000 data KTP yang sudah diinput sebelumnya.

Teman Ahok mengundang Adian hadir langsung dalam acara rekapitulasi data KTP hari ini untuk membuktikan kepada Adian adanya wujud 1 juta data KTP. Namun, Adian tidak menghadiri undangan tersebut.

Nursita Sari Relawan Teman Ahok menghitung 1 juta KTP secara manual di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2016).
"Ini kan bukti keseriusan kami 1 juta KTP itu ada. Tapi kalau misalnya Mas Adian tadi bilang bahwa masih ragu, mau bagaimana, harus seperti apa lagi. Kami sudah menyatakan jelas," ucap Singgih.

Kompas TV Pilih yang Mana, Ahok? Jalur Perseorangan Atau Partai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com