Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Pasien Ogah Lakukan Vaksinasi di RSIA Mutiara Bunda Lagi

Kompas.com - 18/07/2016, 19:11 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Orangtua dari anak-anak diberi vaksin palsu di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, Ciledug, Tangerang, mengaku sudah kehilangan kepercayaan pada rumah sakit itu.

Ratna, salah satu orangtua pasien yang marah karena ketiga anaknya - berusia 1 hingga 10 tahun - divaksin lengkap di rumah sakit tersebut, menolak jika dilakukan vaksinasi ulang di tempat yang sama.

"Saya setuju gagasan vaksinasi ulang tapi bukan di rumah sakit ini. Kami percaya rumah sakit ini namun mereka menjual kepercayaan kami, dibohongi. Saya tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah sakit ini lagi," kata Ratna sambil menangis di RSIA Mutiara Bunda, Senin (18/7/2016).

Ucapan Ratna langsung disambut riuh ratusan orangtua lainnya. Mereka setuju bahkan meminta agar rumah sakit itu ditutup. Ratna mengaku sejak Jumat malam mencari penjelasan dari pihak rumah sakit.

Ia bertemu dengan pimpinan rumah sakit, dr Toniman. Menurut Ratna, saat itu dr Toniman mengungkapkan bahwa dirinya telah membeli vaksin dari distributor tidak resmi sejak praktek pribadi.

Kecurigaan yang sama juga dirasakan Rini. Ia menduga dr Toniman sejak awal mengetahui vaksin yang dijual oleh distributor tidak resmi itu palsu. Ia pun tak ingat persis berapa uang yang telah ia keluarkan untuk memvaksin anaknya.

"Sekali vaksin bisa Rp 500-800 ribu. Kami bayar mahal ternyata vaksinnya palsu," kata Rini.

RSIA Mutiara Bunda mengakui selama ini membeli vaksin dari distributor tidak resmi. Selain membeli dari distributor yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu CV Azka Medika, RSIA Mutiara Bunda juga membeli dari distributor tak resmi lain yang mereka sebut freelance bernama Narto.

"Belum dapat dipastikan pembeliannya sejak kapan. Nggak pasti palsu vaksin yang dibeli bukan dr CV Azka atau dari Narto. Itu yang menjadi persoalan sedang diperiksa semua data oleh Bareskrim," kata Juru Bicara RSIA Mutiara Bunda, Taufik Nugraha, Senin.

Pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan sejak kapan menggunakan vaksin itu.

Pengakuan itu pertama kali disampaikan pimpinan rumah sakit, dr Toniman. Ia biasa membeli vaksin pada satu pihak yang disebut sebagai freelance. Pertimbangan membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok yang cukup dan harga yang relatif murah.

Dr Toniman sendiri tidak hadir dalam pertemuan hari ini sebab menurut Taufik masih fokus pada pemeriksaan oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan.

Salah satu vaksin dari distributor tak resmi itu yang sudah terbukti palsu berdasarkan uji BPOM pada 23 Juni 2016 adalah vaksin Tripaceal produksi PT Sanofi Pasteur. Vaksin tersebut seharusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus dan vaksin Hepatitis B.

Namun uji laboratorium menunjukan vaksin itu hanya mengandung Na dan Cl serta vaksin Hepatitis B.

Vaksinasi ulang dan medical check up sebagai pertanggungjawaban RSIA Mutiara Bunda rencananya akan dilakukan pada minggu pertama Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com