Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Kebersihan DKI dan PT GTJ Hitung Aset Masing-masing di TPST Bantargebang

Kompas.com - 24/07/2016, 15:31 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebersihan DKI Jakarta bersama mantan pengelola Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, tengah menghitung jumlah aset milik masing-masing.

Hal itu dilakukan seiring dengan swakelola TPST Bantargebang yang dilakukan oleh Dinas kebersihan DKI menggantikan PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan mitranya, Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI), sejak Selasa (19/7/2016) lalu.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji mengatakan, penghitungan aset ini untuk mengetahui jumlah aset yang dimiliki Pemprov dan GTJ. Selain itu, untuk memutuskan apa yang akan dilakukan Pemprov terhadap aset milik GTJ yang masih ada di TPST Bantargebang.

"Ada namanya joint inspection, jadi kamu harus bersama-sama menghitung mana yang menjadi aset GTJ mana punya DKI. Kami harus duduk bareng dulu untuk menentukannya," ujar Isnawa di TPST Bantargebang, Minggu (24/7/2016).

Isnawa menjelaskan, dari sejumlah informasi yang didapatkannya, dari 110 hektar (ha) luas lahan di TPST Bantargebang, 10.5 ha merupakan milik PT GTJ, sedangkan sisanya merupakan milik Pemprov.

Di samping itu, ada sejumlah peralatan berat seperti mesin water treatment, power house, alat daur ulang kompos, dan daur ulang plastik yang masih belum jelas kepemilikannya.

Isnawa belum tahu akan diapakan aset milik PT GTJ itu jika penghitungan telah selesai dilakukan.

Sejak pemutusan kontrak pengelolaan TPST Bantargebang oleh Dinas Kebersihan DKI terhadap PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan mitranya, Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI), Dinas Kebersihan mulai berbenah.

Selain mendatangkan 15 unit eskavator, tahun ini Dinas Kebersihan juga akan mendatangkan 91 unit truk sampah compactor untuk mengoptimalkan pengangkutan sampah ke Bantargebang. Dinas kebersihan menganggarkan Rp 1.5 miliar-Rp 1.7 miliar untuk satu unit truk compactor.

Kompas TV Dinas Kebersihan DKI Operasikan 11 Alat Berat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Megapolitan
PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com