Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penarikan Alat Berat Milik PT GTJ Lambat, Hambat Operasional Bantargebang

Kompas.com - 24/07/2016, 10:28 WIB
David Oliver Purba

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Pengambilalihan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (PTST) Bantargebang oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta disebut belum bisa dilakukan secara optimal karena sejumlah kendala.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, salah satu kendala itu terkait penarikan alat berat milik mantan pengelola PTST Bantargebang, PT Godang Tua Jaya (GTJ) beserta mitranya, Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) yang saat ini masih dalam proses penarikan keluar dari Bantargebang.

Isnawa menjelaskan, ada sekitar 53 alat berat milik PT GTJ yang harus diturunkan dari PTST Bantargebang. Belum lagi sejumlah alat berat milik Dinas Kebersihan yang dimasukan untuk beroperasi di Bantargebang. Hal itu kata Isnawa membuat penumpukan alat berat di lokasi bekerja.

"Ada 53 alat berat yang harus turun keluar dari sini, kan kami harus tunggu dulu dong. Nah kami juga di awal menurunkan 15 alat berat yang baru, jadi ada masa transisi di mana mereka keluar dan kami masukan alat-alat mereka keluar, otomatis ada antrian truk di areal Bantargebang," ujar Isnawa di PTST Bantargebang, Minggu (24/7/2016).

Dinas Kebersihan memberikan tenggat waktu selama 60 hari kepada PT GTJ dan Noei untuk menarik keluar seluruh alat berat dari Bantargebang.

Selain itu, pengoperasian PTST Bantargebang, kata Isnawa juga terkendala karena 381 pegawai PT GTJ belum bisa langsung diambil oleh Dinas Kebersihan.

Isnawa menyebut pihaknya belum bisa menarik seluruh pekerja karena masih terikat kontrak kerja dengan PT GTJ.

Sebelumnya, Isnawa mengatakan, pihaknya akan menjadikan 381 pegawai PT GTJ di PTST Bantargebang menjadi Pekerja Harian Lepas (PHL) Dinas Kebersihan.

Namun, meski masih terikat kontrak kerja, seluruh pegawai GTJ itu tetap bisa bekerja di bawah Dinas Kebersihan DKI. Kebanyakan pekerja merupakan operator alat berat

"Rata-rata operator yang mengoperasikan di dalam sini kami pakai, mereka sudah yang terbiasa dong dari pada saya pakai dari Dinas Kebersihan yang belum terbiasa menangani internal yg ada di sini," ujar Isnawa.

Selasa lalu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta memutus kontrak PT Godang Tua Jaya (GTJ) beserta mitranya, Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI). Dinas Kebersihan berniat merekrut 381 pekerja PT GTJ menjadi Pekerja Harian Lepas (PHL) Dinas Kebersihan.

Kompas TV Dinas Kebersihan DKI Operasikan 11 Alat Berat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com