Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ahok soal Rakit Terbalik yang Tewaskan Satu Orang di Penjaringan

Kompas.com - 01/08/2016, 09:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah menerima laporan dari Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Hariadi perihal tewasnya seseorang akibat rakit terbalik di Penjaringan, Jakarta Utara. Berdasarkan laporan Wahyu, lanjut dia, rakit terbalik akibat kelebihan muatan.

"Kan lagi banyak orang yang wisata ke Masjid Luar Batang. Terus mereka main-main perahu katanya," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/8/2016).

Rakit yang terbalik tersebut merupakan rakit penyeberangan dari Pasar Ikan, Penjaringan ke Kampung Luar Batang. Rakit dijadikan fasilitas penyeberangan setelah jembatan penghubung antara Pasar Ikan dan Luar Batang direnovasi.

"Jembatannya memang mau kami robohin karena mau pasang sheetpile (dinding turap), warga sana juga ikut bantu (bangun sheetpile) kok. Itu (yang naik perahu) kan warga yang datang jalan-jalan aja katanya," kata Basuki.

Saat ini, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta tengah membangun sheetpile di kawasan tersebut.

Pada kesempatan berbeda, Kapolsek Penjaringan Komisaris Bismo Teguh mengungkapkan, pada Minggu (31/7/2016) sekitar pukul 09.30 WIB, sebanyak 15 orang warga hendak menyeberang menggunakan rakit milik Yanto. Saat itu, rakit tersebut dikendalikan Fredy.

Bismo mengatakan, perahu rakit itu kelebihan beban muatan. Dari ukurannya, rakit tersebut hanya bisa menampung 10 orang. Tapi saat insiden itu terjadi, sebanyak 15 orang berada di atas rakit itu.

"Di Masjid Luar Batang ada kegiatan, sehingga penumpang menjadi 15 orang. Karena melebih kapasitas akhirnya terbalik," ujar Bismo.

Akibat kejadian itu, satu orang warga yang saat ini masih diselidiki identitasnya tewas tenggelam. Sedangkan 14 warga lainnya selamat. Namun dari ke 14 warga tersebut, empat orang segera dilarikan ke Rumah Sakit Atmajaya yaitu, Suleman (65), Nurhayati (52), Kusnul Fauziah (6), dan dan seorang bayi 8 bulan bernama M Ampibi.

Bismo mengatakan, warga yang menarik perahu itu, Fredy telah diamankan Polsek Penjaringan untuk dimintai keterangan.

Kompas TV Jenazah Korban Kapal Tenggelam Dibawa Keluarga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com