JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan, koalisi besar bukan jaminan untuk menang. Sejarah Pilkada DKI 2012 telah membuktikannya.
"Logika koalisi besar menang pilkada tidak memiliki bukti empiris," kata Yunarto, saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Menurut dia, pada Pilkada DKI Jakarta 2012 silam, pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama berhasil memenangkan Pilkada dengan bekal 17 kursi. Jumlah ini jauh lebih kecil dibanding koalisi partai pendukung Fauzi Bowo - Nahrowi Ramli.
"Sejarah pilkada mengatakan figur adalah faktor utama, bukan partai," ucap Yunarto.
Di sisi lain, Koalisi Kekeluargaan yang terdiri dari PDI-P, Gerindra, PKS, PPP, Demokrat, PKB dan PAN masih diragukan lantaran baru diputuskan di pengurus partai tingkat dewan pimpinan daerah (DPD).
Padahal, pengambilan keputusan tertinggi, kata Yunarto, biasanya diambil oleh dewan pimpinan pusat (DPP) partai. Keputusan itu meliputi kesepakatan soal koalisi serta penunjukan calon.
"Koalisi keleluargaan bisa diragukan kapasitasnya untuk bisa menentukan calon. Karena kan (DPD) bukan level ambil keputusan," ujar dia.