Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah Ini Setuju "Full Day School", tetapi Fasilitas Harus Dibenahi Dulu

Kompas.com - 10/08/2016, 20:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SDN Kademangan 02 Suhendi mengaku ingin mengikuti kebijakan pemerintah jika wacana full day school benar-benar diterapkan nantinya.

Namun, selama ini, Suhendi terkendala oleh terbatasnya ruangan di sekolah yang dia bina, sampai muridnya harus belajar di ruangan yang juga dipakai sebagai dapur, perpustakaan, mushala, dan UKS sekaligus.

SDN Kademangan 02 berada di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Sejak tahun 1984, sekolah ini hanya memiliki delapan ruangan, termasuk dengan lima ruang kelas, ruang serbaguna, ruang guru dan kepala sekolah, serta gudang.

"Saya setuju sama full day school, tapi fasilitas tolong benahi dulu. Kalau tetap begini, kasihan murid di sekolah saya. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) hari biasa saja masih harus numpang di UKS," kata Suhendi, Rabu (10/8/2016).

Sebagian murid di SDN Kademangan 02 terpaksa belajar di ruang serbaguna yang berada tepat di samping ruang guru dan kepala sekolah. Ukuran ruangan itu sama dengan ruang kelas di samping kiri-kanannya.

Adapun total ruangan di sekolah tersebut hanya delapan, terdiri atas lima ruang kelas, ruang guru dan kepala sekolah, gudang, serta ruang serbaguna yang dijadikan UKS, perpustakaan, dapur, mushala, dan tempat belajar murid-murid.

Semua ruangan itu dimaksimalkan untuk kegiatan 247 murid di sana, mulai dari kelas 1 sampai 6 SD. Di dalam ruang serbaguna itu, terdapat tiga rak penuh buku yang menempel di tembok, rak piring dan meja tempat menaruh kompor serta peralatan dapur lainnya, kasur di pojok ruangan sebagai bagian dari UKS, dan sajadah di tengah ruangan.

Suhendi meyakini, kondisi serupa juga dialami oleh beberapa sekolah lain di Indonesia. Bahkan, bisa jadi ada yang lebih buruk dari SDN Kademangan 02. Selain itu, tenaga pengajar di SDN Kademangan 02 juga masih terbatas. Jumlah tenaga pengajar di sana hanya 14 orang, terdiri atas tujuh PNS (pegawai negeri sipil) dan tujuh guru honorer.

Jika program full day school jadi diterapkan, Suhendi berharap ada penyetaraan status guru di sekolahnya.

"Baiknya yang (guru) honorer diangkat jadi PNS juga, supaya adil, hak-haknya sama. Karena sekolah seharian pasti lebih capek dari biasanya," tutur Suhendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com