Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan "Geruh" Mendukung "Wanita Emas" Maju pada Pilkada DKI

Kompas.com - 12/08/2016, 12:23 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan warga yang menamakan diri sebagai "Geruh" (Gerakan Rakyat untuk Hasnaeni) berkumpul di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/8/2016).

Mereka membuat pernyataan sikap untuk mendorong Partai Demokrat mengusung Mischa Hasnaeni Moein atau "Wanita Emas" sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI 2017.

Pernyataan sikap itu dibacakan Arifin Sobari, Koordinator Ikatan Remaja Anak Kuningan (IRAK), yang merupakan bagian dari Geruh.

"Pertama, meminta Ibu Tri Rismaharini yang saat ini menjadi Wali Kota Surabaya untuk tetap menjalankan amanah kepada masyarakat Surabaya," ujar Arifin membacakan pernyataan sikap Geruh.

Kemudian, mereka menyebut Hasnaeni memiliki tujuh program untuk membangun Jakarta dan mengetahui kondisi masyarakat karena sering blusukan.

Menurut mereka, salah satu program yang dimiliki Hasnaeni yakni menyiapkan budi daya ikan laut dengan keramba jaring apung di Kepulauan Seribu bagi nelayan. Selain itu, nelayan juga akan dibuatkan kampung vertikal.

Hasnaeni juga disebut akan mengeluarkan program KTP jitu yang berfungsi sebagai ATM Bank DKI, jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, jaminan hari tua, jaminan tempat tinggal, dan untuk mendapat pekerjaan.

"Ketiga, Ibu Hasnaeni wanita emas siap maju menjadi calon gubernur DKI dan bisa mewakili perempuan ibu-ibu di Jakarta, cantik, pintar, muda, visioner untuk sentuhan yang keibuan membangun Jakarta," kata Arifin.

Yang terakhir, Geruh meminta pimpinan Partai Demokrat memilih Hasnaeni yang merupakan kader internal partai untuk diusung menjadi calon gubernur DKI.

Pada acara yang digelar di Tugu Proklamasi hari ini, mereka membubuhkan tanda tangan di kain putih sebagai bentuk dukungan terhadap Hasnaeni. Tanda tangan itu nantinya akan diserahkan kepada Demokrat.

Hasnaeni tidak menghadiri acara tersebut. Acara hari ini disebut hanyalah inisiatif Geruh yang terdiri dari enam kelompok.

Keenam kelompok tersebut yakni Komunitas Tukang Ojek Jakarta (KTOJ), Forum Pemuda Johar (FPJ), Komunitas Pemuda Jakarta (KPJ), Forum Komunikasi Warga Pinggir Kali (FORKO WAPIKA), FORKABI DPRT Tambora, dan Ikatan Remaja Anak Kuningan (IRAK).

Kompas TV Hasnaeni "Blusukan" ke Taman Kuliner Menteng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com