Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengojek Pangkalan Intimidasi Pengojek Aplikasi di Stasiun Kemayoran, Penumpang Resah

Kompas.com - 15/08/2016, 10:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Keberadaan ojek pangkalan dirasa cukup membantu masyarakat yang bepergian.

Pilihan tempat ngetem yang strategis seperti di pintu keluar stasiun, memudahkan masyarakat untuk berganti moda transportasi dalam waktu cepat.

Namun, apa jadinya jika perilaku para pengojek pangkalan atau opang dalam mencari penumpang menggunakan gaya premanisme?

Kompetisi dalam berebut penumpang di antara pengojek memang semakin terasa setelah adanya ojek aplikasi.

Di sejumlah tempat, mungkin ada perjanjian tidak tertulis antara opang dan pengojek aplikasi terkait batas wilayah penjemputan.

Namun, tak semua pengojek aplikasi tahu akan aturan tidak tertulis tersebut, seperti kejadian yang dialami pengemudi ojek aplikasi, DAS (45).

Ia mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika menjemput penumpangnya, ES (27) di Stasiun Kemayoran, Minggu (14/8/2016).

Kejadian itu bermula ketika ES memesan ojek aplikasi dengan tujuan Stasiun Kemayoran, Warakas, Jakarta Utara.

Malam itu, sekitar pukul 22.00, DAS telah tiba di Stasiun Kemayoran, tepatnya di luar gerbang stasiun untuk menjemput ES. 

Lantaran masih hujan gerimis, si penumpang meminta pengemudi ojek aplikasi itu untuk masuk menghampirinya di pintu keluar stasiun.

Awalnya, tidak ada masalah dengan hal tersebut sampai pada akhirnya salah seorang pengemudi opang merapat dan melakukan intimidasi terhadap pengojek aplikasi. 

“Sana, sana di luar saja. Tahu enggak aturannya cari makan?” kata pengemudi ojek pangkalan tersebut.

Sembari menyalakan mesin motornya, pengemudi ojek pangkalan itu terus mengamati pengemudi ojek aplikasi dan penumpangnya.

Ternyata, opang tersebut mengikuti DAS sampai luar gerbang stasiun dan masih mengusir DAS dengan nada yang lebih tinggi.

Merasakan kejadian meresahkan, ES yang menumpang ojek aplikasi DAS kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Kemayoran.

Di sana, petugas jaga, Muslim STB, awalnya terkesan menyepelekan laporan dari masyarakat tersebut. “Oh cuma begitu,” kata Muslim.

Namun, penumpang yang juga bertindak sebagai pelapor itu terus meminta pelayan masyarakat tersebut benar-benar membantu menciptakan keamanan dan ketertiban.

Sang polisi pun meminta pelapor bersabar. “Kalau kita patroli ke sana, urusan dengan preman bisa tambah panjang,” kata polisi tersebut.

Akhirnya, setelah sempat menunggu sekitar setengah jam, polisi jaga di Polsek Kemayoran bersedia turun lapangan, mengecek tempat kejadian perkara di Stasiun Kemayoran.

Mobil patroli memasuki Stasiun Kemayoran sekitar pukul 23.00. Sayangnya, pengojek pangkalan yang membentak pengojek aplikasi itu tidak lagi ditemukan.

“Mereka (opang-opang) mengaku tidak tahu kejadian tersebut, dan baru beberapa menit lalu ngetem di Stasiun Kemayoran. Driver dengan pelat nomor yang disebutkan tadi sudah pergi, tidak ada juga motornya,” ucap Muslim kepada pelapor.

Selanjutnya, pihak Polsek Kemayoran berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi perihal keamanan dan kenyamanan fasilitas publik di stasiun, humas PT KAI (Persero) Bambang S Prayitno menegaskan, KAI tidak berkepentingan dan tidak ada hubungan dengan ojek konvensional maupun ojek aplikasi.

“Susah juga. Kita tidak bisa ikut campur dengan urusan mereka,” kata Bambang dihubungi kompas.com, Senin (15/8/2016).

Kendati demikian, ia mengakui adanya gesekan antara pengojek pangkalan dan pengojek aplikasi di sejumlah stasiun.

 

Hanya saja, selama ini belum ada laporan yang masuk ke KAI dari penumpang dan masyarakat terkait intimidasi seperti yang dialami DAS saat menjemput penumpang di Stasiun Kemayoran.

 

“Masalahnya kalau kita terlalu jauh dengan mereka, ketika ada masalah dengan mereka itu, nanti komplainnya ke KAI. Di stasiun yang lain juga seperti itu kejadiannya. Nanti deh saya cek kepala stasiunnya,” ujar Bambang.

Kompas TV Pengemudi Ojek "Online" Jadi Korban Pembegalan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Megapolitan
Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Megapolitan
Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Megapolitan
Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Megapolitan
Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Megapolitan
Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com